BOGOR – Malam itu (31/10/2020) merupakan momen bersejarah bagi Lembaga Pendidikan Pengkaderan Mubalig Ahmadiyah Indonesia atau dikenal dengan Jamiah Ahmadiyah Indonesia. Dengan karunia Allah Taala, untuk pertama kalinya para mahasiswa dan dosen Jamiah Ahmadiyah Indonesia mengadakan pertemuan bersama Khalifah Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad ayyadahullahu taala binashrihil aziz. Meskipun acara itu dilaksanakan di dua tempat berbeda dan dalam suasana daring.
Hudhur sapaan untuk Khalifah Ahmadiyah memulai kelas tersebut langsung dari ruang kerja beliau di Kompleks Islamabad, Tilford, United Kingdom. Sedangkan para Mahasiswa dan dosen Jamiah Ahmadiyah Indonesia mengikuti dari Gedung Baitul Afiat Lajnah Imailah Indonesia, Kemang, Bogor.
Selain para Mahasiswa dan Dosen Jamiah Ahmadiyah Indonesia, acara Mulaqat tersebut juga diikuti oleh sepuluh Mubalig baru yang telah diwisuda pada bulan Agustus lalu.
Direktur Muslim Television Ahmadiyya (MTA) Indonesia Studios, Maulana Syed Taha Anwar Syahid, mengungkapkan pentingnya acara Mulaqat itu dilakukan agar para Mahasiswa memiliki kedekatan khusus dengan Khalifah. Mengingat mereka kelak akan menjadi Mubalig. Hal tersebut telah dibahas dalam rapat dosen dua bulan yang lalu.
“Latar belakang dilaksanakannya kelas ini adalah, dua bulan lalu para dosen Jamiah melakukan rapat bulanan dan berdiskusi dalam rapat tersebut bahwa sangat penting untuk Mubalig yang akan datang untuk memiliki hubungan dengan Hadhrat Khalifatul Masih,” ujarnya, Sabtu (31/10).
Seusai rapat tersebut, pria yang juga merupakan dosen Studi Agama-Agama dan Bahasa Urdu di Jamiah Ahmadiyah Indonesia itu langsung menghubungi pihak MTA Internasional untuk berkordinasi dan mengajukan permohonon kepada Hadhrat Khalifah.
“Kita menghubungi MTA Internasional dan mereka mendukung kami. Kemudian kami mengajukan permohonan kepada Hadhrat Khalifatul Masih, dan Hadhrat Khalifatul Masih dengan senang hati memberikan kami kesempatan,” ungkap Maulana Taha.
Dalam pertemuan tersebut diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, melantunkan nazm (syair), dan penyampain pidato singkat mengenai keberkatan Khilafat dalam bahasa Urdu.
Hadhrat Khalifah juga menyimak video singkat yang memperlihatkan bangunan Masjid Al-Nashr dan Gedung Baitul Afiat dari sudut drone. Beliau memuji keindahan Masjid itu.
“Kawasan Masjid yang nampak terlihat sangat indah. Dari apa yang saya lihat, Indonesia nampak sebagai negara yang sangat indah dan cantik. Andai saja para ulama non-Ahmadi serta para penguasa bangsa kalian menyerupai keindahan negeri ini, maka pasti saya dapat berkunjung ke Indonesia di masa mendatang, Insya Allah. Kalian harus berdoa untuk ini,” ungkap beliau.
Setelah rangkaian acara pembukaan, Hudhur melanjutkan dengan candaan saat menanyakan bahasa apa yang akan dipakai dalam momen itu.
“Apakah kalian semua bisa bahasa Urdu? Pertanyaan-pertanyaan pakai bahasa Urdu kan? Soalnya saya tidak bisa berbahasa Indonesia,” ucap Khalifah Ahmadiyah yang membuat suasana menjadi semakin akrab.
Dalam kelas online tersebut, banyak pertanyaan yang disampaikan oleh Mahasiswa. Salah satunya mengenai bagaimana sikap yang harus ditunjukan oleh para anggota Ahmadiyah ketika penentangan terhadap Ahmadiyah terus berdatangan.
“Orang-orang yang secara sengaja dan secara aniaya menyerang Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam atau Hadhrat Masih Mau’ud alaihisalam, maka mereka akan langsung berurusan dengan Allah Taala, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Dalam hal bagaimana tanggapan kita, maka kita harus mengikuti apa yang Hazrat Masih Mau’ud alaihisalam telah ajarkan. Beliau telah memerintahkan bahwa para pengikut beliau harus memperlihatkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan. Beliau mengajarkan bahwa kita tidak boleh menanggapi kekerasan atau kekejaman dengan cara yang sama dan kita tidak boleh menggunakan kekerasan ketika orang lain menghina atau memfitnah beliau, tidak peduli seberapa besar cinta yang kita miliki kepada beliau,” jelas Khalifah Ahmadiyah.
Di sela-sela sesi tanya jawab tersebut, ada momen menarik. Dimana saat Muhammad Arifin, salah seorang Mahasiswa mengucapkan salam kepada Hudhur “Assalamualaikum Hudhur tercinta”, beliau menjawabnya “Waalaikumsalam anak tercinta”. Kejadian itu menjadi kebanggan tersendiri bagi Arifin.
“Saya Alhamdulillah mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada Hudhur. Namun sebelum bertanya saya memberikan salam kepada Hudhur ‘Assalamualaikum Hudhur tercinta’ dan jawaban Hudhur ‘Waalaikumsalam anak tercinta (atau tersayang)’. Saya disitu merasa bangga sekali,” katanya dengan rasa gembira.
Setelah itu Arifin melanjutkan dengan bertanya mengenai doa apa yang biasa Hudhur panjatkan ketika beliau masih seabagai pelajar dan mengalami kesulitan.
Dalam menjawabnya, Hudhur mengambil tiga poin penting. Pertama, hendaknya kita berdoa dalam bahasa masing-masing dalam setiap shalat. Kedua, hendaknya kita senantiasa beristigfar. Dan yang ketiga, harus sering-seringlah bershalawat.
Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Maulana Abdul Basith Syahid, menyampaikan bahwa manfaat dari pertemuan itu dapat dirasakan oleh seluruh anggota Ahmadiyah, bukan hanya sivitas akademika Jamiah Ahmadiyah Indonesia.
“Alhamdulillah, pada hari ini kita diberi karunia oleh Allah Taala untuk beraudiensi atau Mulaqat dengan Hudhur. Walaupun ini khusus untuk Jamiah, tetapi faedah dan manfaatnya kita dapat rasakan. Mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh Hudhur berupa nasihat dan petunjuk bagi kita semua tidak hanya bagi students atau pelajar Jamiah, tetapi juga bagi kita yang bekerja sebagai Waqfeen untuk dapat melaksanakan ini. Karena itu semua adalah petunjuk bagaimana kita bisa mengadakan perhubungan yang hidup dengan Allah Taala, dan juga bagaimana kita dapat menjauhkan segala keburukan serta kekurangan kita,” ungkap Maulana Abdul Basith yang juga turut hadir dalam acara tersebut.
Prinsipal Jamiah Ahmadiyah Indonesia, Maulana Ma’sum Ahmad Syahid, mengapresiasi dan mengucapkan selamat atas berlangsungnya pertemuan itu. Tak lupa beliau pun mengapresiasi kinerja dari kru MTA Indonesia Studios.
“Jadi kami sangat mengapresiasi dan mengucapkan selamat (Mubarak) kepada para Mahasiswa yang telah tampil begitu luar biasa. Dan itu sangat membanggakan bagi jamiah itu sendiri. Terlebih kami mengucapkan selamat dan Mubarak kepada pihak MTA yang telah berusaha keras melaksanakan program ini,” katanya dengan diselimuti rasa haru.
Di penghujung acara, Hadhrat Khalifah Ahmadiyah berdoa, “Semoga Allah Taala melindungi kaliam semua. Semoga Allah Taala memberi taufik kepada semua mahasiswa supaya unggul dalam pendidikan mereka di Jamiah Ahmadiyah dan semoga Allah memberi karunia kepada kalian semua untuk menjadi para Mubalig Jamaah Muslim Ahmadiyah yang patut dicontoh. Mudah-mudahan kalian semua menjadi sarana kebanggaan untuk Jemaat kita dan berperan penting dalam penyebaran Jamaah Muslim Ahmadiyah. Semoga kalian dapat menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang indah ke setiap penjuru negeri kalian dan sekitarnya. Semoga Allah Taala memberikan karunia kesuksesan kepada kalian semua dalam hal ini. Aamiin.”
Hudhur juga berharap pertemuan serupa itu dapat dilaksanakan kembali agar para Mahasiswa yang belum mendapatkan kesempatan bertanya dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaanya.
Luar Biasa MasyaaAllahSwt
Semoga kesan dekat dengan Huzur aba semakin melekat di hati setiap muslim Ahmadi Indonesia.
Aamiim