Pontianak, (29/11). Bertempat di Gedung Pengembangan Sosial & Ekonomi Pontianak, JAI Pontianak telah diundang sebagai narasumber dari perwakilam muslim pada acara talkshow bersama pegiat keberagaman Kota Pontianak dan sekitarnya.
Acara ini terselenggara atas upaya-upaya dari beberapa elemen pegiat teloransi dan keberagaman seperti Gusdurian Pontianak, Yayasan Suar Asa Khatulistiwa (SAKA), Satu Dalam Perbedaan (SADAP) dan komunitas lain dari beberapa organisasi agama-agama dan keyakinan Kota Pontianak.
Gagasan acara ini bermula dari bagaimana pemuda dan pemudi Kalbar dapat berkumpul dan sharing bareng dalam Keberagaman. Sehingga dari ide-ide tersebut tercetus sebuah acara perkumpulan pemuda pemudi dari bergabai elemen yang akan diberikan gemblengan selama tiga hari. Acara ini diberi tema dengan tajuk Temu Pemuda Lintas Iman atau Tepelima. Dan acara ini ternyata sudah yang kedua kalinya diselenggarakan di Kota Pontianak.
Ada yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya, jemaat Ahmadiyah cabang Pontianak untuk kali ini mendapatkan kesempatan untuk mengisi Talk Show yang bertemakan tentang Perspektif Agama Terhadap Perdamaian. Dan dengan terselenggaranya acara Tepelima ini sebanyak 35 orang calon pejuang teloransi dan keberagaman disatukan dalam visi dan misi perdamaian. Hadir juga sebagai narasumber dari agama lain diantaranya dari Khong Huchu, Katolik, Kristen Protestan, Budha dan juga Hindu.
Sabuah tema yang sangat bagus dan menarik karena tema ini sejalan dengan seruan-seruan dan nasehat-nasihat yang Mulia Hadhrat Khalifatul Masih V Aba sering sampaikan. Dalam pembukaan acara diskusi tersebut Mln Rustandi, Muballigh Ahmadiyah Cabang Pontianak menyampaikan makna dari nama Islam. Dia menyampaikan bahwa arti dari Islam adalah keselamatan dan kedaiamain. Dan begitupun dakwah yang disampaikan beliau saw adalah menyebarkan pesan penuh cinta dan damai. Namaun tukasnya, seiring dengan misi dakwah Beliau Saw, maka terjadilah reaksi perlawanan sebagai cara untuk menghentikan misi perdamaian tersebut, sehingga beliau Saw menghadapi berbagai macam penderitaan dan kesulitan.
Dalam misi penegakan perdamaian lanjut Maulana, Nabi Muhammad saw telah mengajarkan tentang memaafkan kesalahan para penentang, walaupun Beliau Saw telah menerima perlakuan kejam dan brutal, namun sesuai dengan perintah Allah Taaa, Nabi saw menerapkan ajaran belas kasih dengan membalas kekejian dengan kebaikan, yakni “Menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik (41:43). Dan Lebih lanjut, Maulana Menegaskan, dengan membudayakan Pintu Maaf menjadi cara terbaik menumbuhkan pesan cinta dan perdamaian di Kota Pontianak.
Selanjutnya, Dalam dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada kepada sesama, Mln Rutandi mengajak supaya bagaimana kita dapat berusaha memposisiskan perasaan kita diatas perasaan orang lain, sesuai dengan sabda Nabi Saw: “Tidak sempurna Iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.
Lebih lanjut dalam sesi tanya jawab, Muballigh yang pernah bertugas di Sukabumi dan Balikpapan ini pun mejawab pertanyaan tentang bagaimana cara membuka pemikiran orang-orang yang radikal dan juga fanatik? Dia menjelaskan bahwa, adanya tindakan radikalisme dan kekerasan hati seseorang itu biasanya dimulai dari rasa egoisme, yaitu rasa yang tidak dapat menimbang dan menempatkan perasaan orang lain pada dirinya. Dan karena sikap egois dan fanatisnya itulah sehingga dengan itu munculah rasa paling benar sendiri dan mencap yang lainnya sesat dan wajib di musuhi.
Oleh karena itu tutup Dia, untuk melenyapkan rasa egoisme itu sesuai dengan pesan Nabi Saw yaitu apabila kita menghendaki iman yang sempurna maka ia harus mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Selanjutnya pada sesi tanya jawab itupun, muballigh Ahmadiyah pun berkenan menghadihkan empat buah buku berjudul Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaain.
Acara talkshow ini pun telah dihadiri oleh empat orang ahmadi, dua orang dintaranya adalah perwakilan peserta pelatihan pemuda lintas iman yang akan di gembleng selama tiga hari untuk memahamin makna-makna kebhinekaan dan toleransi.
Masih ada acara lanjutan, dimana pada hari minggunya mereka akan mengunjungi beberapa tempat ibadah yang ada di kota Pontianak, dan Jemaah Ahmadiyah pun akan mendapatkan kunjungan dari para peserta tepelima dengan tujuan supaya mereka dapat lebih dalam lagi mengenal jamaah Ahmadiyah.[Roez]