Nganjuk, (20/10). Lebih dari seribu warga cinta damai meramaikan acara Doa Kedamaian dari Nganjuk Bersatu untuk Indonesia yang diakhiri Parade Merah Putih yang digelar di Masjid Jami’ Nurul Huda Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom.
Semarak takbir dan yel-yel yang menggugah nasionalisme pagi itu menggema disepanjang halaman hingga memenuhi jalan sekitar Masjid.
Tagar tagar kebangsaan dan seruan hidup damaipun banyak terpampang di sudut-sudut halaman dan jalan menambah semarak kegiatan itu. Antara lain #damai dari Nganjuk, #Bersatu untuk Indonesia, #Nganjuk Guyub Rukun, dan sebagainya.
Kegiatan yang berlangsung lebih dari satu jam itu, diadakan guna menciptakan situasi Kamtibmas Nganjuk yang sejuk, aman, damai menjelang pelantikan Presiden dan Wapres periode 2019-2024 pada hari yang sama.
Acara yang diprakarsai oleh Polres Nganjuk tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Nganjuk, bersama sejumlah orang-orang penting TNI-Polri, para ulama dan kyai, tokoh masyarakat, santri dan pelajar, warga masyarakat, dan jamaah pengajian rutin Ahad Pon Masjid Jami’ Nurul Huda.
Tidak ketinggalan hadir pula dari Jemaah Muslim Ahmadiyah yang diwakili Mln. Sajid Ahmad Sutikno (Mubda Jatim 2); Ema Rahmatunnisa, ketua sayap organisasi muslimah Ahmadiyah (Lajnah Imaillah Nganjuk dan Jatim 2), serta beberapa anak ahmadi yang tergabung di Nashiratul Ahmadiyah dan Athfalul Ahmadiyah.
Sebelum parade nusantara digelar, terlebih dahulu dilaksanakan pengajian Ahad Pon dan doa bersama. Acara diawali dengan tilawatil Quran, sambutan-sambutan, istghosah bareng, ceramah pengajian, serta doa untuk negeri.
Pada kata sambutannya, wakil Bupati Nganjuk, Drs. H. Marhaen Djumadi menyampaikan perihal pentingnya bagi semua warga kabupaten Nganjuk untuk senantiasa guyub rukun dan saling menghormati satu sama lainnya, serta NKRI harga mati.
Kapolres Nganjuk AKBP Handono Subiakto, S.H, S.I.K, M.H dalam sambutan dan orasi kebangsaannya menyampaikan, “Lambang negara kita adalah Pancasila yang salah satunya melambangkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika harus dipegang dengan erat untuk menjaga persatuan dan kesatuan di dalam perbedaan”.
KH. Moch. Syamsuddin Al-Aly pengasuh Ponpes Al-Fatah Warujayeng sekaligus sebagai ulama Kamtibmas juga menyampaikan hal senada, yaitu agar semua bisa menjaga kenyamanan bersama, saling menghormati satu sama lain yang berbeda, tidak boleh saling mengkafirkan, saling membenci, hendaknya guyub rukun, serta hidup dalam damai.
Kemudian tibalah saatnya tausiah pengajian oleh KH. Nur Kholis (Gus Lik) dari Madiun. Ada hal yang menarik diperhatikan diantara isi ceramahnya yaitu, “Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah final dengan Pancasila sebagai dasar negaranya dan tidak ada yang bertentangan dengan ajaran agama, jika ada yang berusaha merubah ideologi dengan dalih agama serta mengganggu persatuan harus kita lawan bersama”.
Tiba saatnya acara Parade Merah Mutih dimulai. Digelar di halaman hingga jalan utama sekitar Masjid. Parade diisi dengan yel-yel kebangsaan yaitu “Siapa Kita? – Indonesia, Apa Ideologi Kita? – Pancasila, Apa Kewajiban Kita? – Bela Negara, NKRI – Harga Mati, Nganjuk Guyub Rukun”, sambil membentangkan dan melambaikan bendera merah putih serta menyanyikan lagu gebyar-gebyar yang mampu membangkitkan semangat kebangsaan.
Dengan acara ini, Nganjuk akan semakin guyub rukun dan Indonesia tetap dalam persatuan.
Kontributor : Mln. Sajid Ahmad Sutikno