By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
  • Beranda
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Siaran Pers
Pencarian
  • Beranda
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Siaran Pers
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
Khazanah

Catatan kecil dari Kajian ‘Imam Mahdi’

By Redaksi Published 15 Mei 2019 345 Views
Share
SHARE

Bandung, (13/5). Jalan di Bandung agak macet. Mln. Ridwan Buton, saya dan Hakim serta crew MTA tiba pukul 14.30. Aula Kampus masih lengang. Crew MTA menyiapkan teknis shooting, narasumber kita, memanfaatkan waktu dengan memperbaiki bahan presentasi. Tidak lama kemudian, datang seorang bapak separuh baya, berpeci putih dengan wajah Timur Tengah. Bapak itu tanpa bicara lagi, langsung mengambil ‘mic’, melantunkan sholawat Nabi serta syair-syair bahasa Arab.

Saya simak isi syair itu menyanjung Nabi Muhammad saw serta Hadhrat Ali ra. Durasinya cukup panjang. Jeda sebentar ketika azan Ashar berkumandang. Lantas disambung lagi. Tampaknya ia sesepuh yang dihormati di kalangan Ijabi. Saya tanya ke Ustad Miftah yang duduk di samping saya, bapak itu siapa? Dijawabnya, ia seorang Habaib bernama AA (inisial). Singkat cerita, Mln. Ridwan Buton tampil sebagai pembicara. Diawali dengan ucapan terima kasih kepada tuan rumah, sapaan kepada narasumber dan hadirin atas kesediaan mendengarkan paparan Imam Mahdi menurut faham Ahmadiyah.

Bahasa Arab nya sangat fasih. Materi disampaikan berdasar al Qur’an, hadis pendapat ulama salaf, dengan bahasa Arab yang fasih. Saya perhatikan respon para narasumber dan para hadirin. Tidak berlebihan kalau saya katakan, mereka terpesona (menghindari diksi tersihir), atas bahasa Arab dari narasumber Ahmadiyah.

Setelah acara usai, ditutup dengan foto bersama. Apa yang terjadi ? Mln. Ridwan Buton diserbu hadirin, mencium tangan, meminta no hp, selfi foto seraya mengucap; “Terima kasih Ustad, ilmunya sangat bermanfaat bagi kami”.

Bagaimana dengan Habaib tadi? Beliau tidak ketinggalan menghampiri Mln. Ridwan dan menundukan kepala dengan dalam ke narasumber kita. Dari momen ini ada pelajaran yang dapat diambil. Pertama, para ahli Ijabi itu begitu Tawadhu kepada tamu apalagi jika tamu itu orang berilmu. Kedua, cium tangan adalah bentuk ekspresi penghornatan mereka pada tamu dan orang yang dihormati. (MM)

You Might Also Like

Lajnah Imaillah Cabang Serang Berbagi, Sebagai Wujud Cinta Ilahi

Muslimah Ahmadiyah Denpasar Berbagi Berkah Ramadhan di Hari Khilafat

Ahmadiyah dan Arab

Rabtah Lajnah Imaillah Warungkiara ke Posyandu Kemuning

Pererat Silaturahim Muslimah Ahmadiyah Ciandam Dengan Ibu Lurah

By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article ”Saya ingin ada acara lanjutan dan diundang”.
Next Article Ahmadiyah dan Kebebasan Beragama Menjadi Pembahasan Utama Diskusi Publik Pasca Pemilu di Jawa Timur
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita
Copyright © 2025 wartaahmadiyah.org All rights reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?