SUMEDANG – Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Wilayah Bandung mendapat undangan untuk mengisi kuliah umum kepada 30 mahasiswa S1-S2 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran dengan tema Pengenalan Ahmadiyah pada Senin (25/3).
Kuliah umum mengenai Ahmadiyah sudah berjalan selama 6 tahun. Selain itu, bahasan mengenai Ahmadiyah juga masuk ke dalam materi perkuliahan mata kuliah Perubahan Sosial Fakultas Ilmu Budaya dengan dosen pengampunya yaitu Dr. Kunto Sofianto yang sudah cukup lama mengenal Ahmadiyah.
Narasumber pada kuliah umum tersebut yaitu Mln. Hafizurrahman Danang sebagai Mubaligh daerah Jabar 5 dan Ahmad Fazal Muqaddim sebagai Qaid Majelis Bandung. Kuliah umum kali ini dimoderatori langsung oleh Sekretaris Isyaat PB-JAI yaitu Ekky O. Sabandi.
Acara yang diadakan di gedung Perpustakaan Pusat UNPAD tersebut, turut dihadiri oleh 4 orang Ansharullah, 7 orang Lajnah Imaillah serta dihadiri oleh 1 orang IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) yang telah lama mengenal Ahmadiyah.
Ahmad Fazal Muqaddim memaparkan Kiprah Sosial Jemaat Ahmadiyah di Indonesia, seperti Humanity First Indonesia (HFI), Gerakan Donor Darah Nasional, Gerakan Donor Mata, menjelaskan mengenai Klinik Asih Sasama hingga sekolah yang dimiliki oleh Ahmadiyah Indonesia.
“Kami juga aktif dalam gerakan sosial kemanusiaan seperti setiap tiga bulan sekali kami mengadakan donor darah nasional dan kegiatan tersebut diadakan di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu kami juga terdaftar sebagai komunitas dengan jumlah pendonor mata terbanyak dan pada tahun 2018 kami tercatat di rekor MURI sebagai komunitas terbanyak pendaftar calon donor mata.” Tandasnya.
Dalam bidang pendidikan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia telah mendirikan SMA Plus Al-Wahid di Kabupaten Tasikmalaya, SMP/SMA di Manislor serta SMA Arif Rahman Hakim (ARH) di Tangerang yang dimiliki oleh anggota Ahmadiyah Indonesia.
Selain itu, dalam bidang lingkungan, JAI memiliki komunitas peduli sampah yang dikenal dengan komunitas Clean The City(CTC) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa programnya antara lain membersihkan sampah sisa perayaan malam tahun baru dan berpartisipasi aktif dalam berbagai event peduli lingkungan seperti World Clean Up Day dan Hari Pungut Sampah Nasional.
Narasumber kedua pada kuliah umum tersebut yaitu Mln. Hafizurrahman Danang yang menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Ahmadiyah di dunia sampai pada akhirnya masuk ke Indonesia.
“Perbedaan mendasar Jemaat Ahmadiyah dengan golongan Islam yang lain adalah bahwa kami Ahmadiyah meyakini bahwa Imam Mahdi & Isa Al-Masih yang dijanjikan kedatangannya di akhir zaman sudah datang dalam wujud Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. Sedang umat Islam lain masih menunggu. Posisi kenabian Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as tak lain hanya sebagai zilli (pantulan/bayangan) dari kenabian Nabi Muhammad saw.” Ucap Mln. Hafizurrahman Danang.
Mln. Danang juga menjelaskan mengenai konsep khilafah Ahmadiyah yang merupakan pemimpin rohani, bukan pemimpin secara teritorial. Selanjutnya Mln. Danang menyebutkan bahwa Ahmadiyah saat ini telah berdiri di 212 negara.
Acara kuliah umum tersebut berjalan dengan sangat antusias terliat dari banyaknya penanya yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Dari sekian banyaknya penanya ada yang menanyakan mengenai fungsi Khalifah Ahmadiyah seperti apa, ada yang bertanya mengenai kitab tazkirah yang selama ini dituduhkan sebagai kitabnya ahmadiyah, hingga sampai pada pertanyaan adakah asosiasi atau perkumpulan mahasiswa ahmadiyah dan bagaimana eksistensi mereka di dunia kampus?
Saking banyaknya penanya yang ingin mengajukan pertanyaan, sesi tanya jawab dibagi menjadi tiga sesi. Setiap pertanyaan yang diajukan, alhamdulillah dapat dijawab oleh narasumber.
Kuliah umum ditutup dengan sesi foto bersama, namun sebelum itu ada pemberian buku kepada beberapa orang penanya yang mengajukan pertanyaannya dengan cukup memukau para pendengar dan narasumber.
Reporter : Ahmad Fazal Muqaddim