Mungkin belum banyak orang mengetahui bahwa setiap tanggal 21 Februari merupakan hari penting yang dirayakan tiap tahunnya. Yaitu diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu International
Berikut kutipan sejarah munculnya Hari Bahasa Ibu Internasional. Inisiatif Hari Bahasa Ibu Internasional pertama kali diumumkan oleh UNESCO pada 17 November 1999 yang secara resmi diakui oleh Majelis Umum PBB. Gagasan awal untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional adalah inisiatif dari Bangladesh.
Resolusi bahasa internasional ini disarankan oleh Rafiqul Islam, seorang Bangli yang tinggal di Vancouver, Kanada. Ia menulis surat kepada Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998, memintanya untuk mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day).
Akhirnya dipilihlah tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional
Bertepatan dengan Hari Bahasa Ibu International (HBII) Madrasah Diniyah Awaliyah milik JAI Ciparay menggelar peringatan pada hari ini Kamis, 21 Februari 2019.
Adapun kegiatan nya diisi dengan penyampaian materi oleh salah seorang guru Madrasah yaitu Ibu Cucu Nurhayati, yang menyampaikan tentang asal muasal HBII dan tujuan nya untuk apa. Selain itu anak-anak juga diberi pengetahuan tentang bahasa daerah yang ada di Indonesia. Dan bahasa-bahasa Nasional dari berbagai negara.
Disela-sela penyampaian materi diselingi dengan pertanyaan -pertanyaan dan bagi yang berhasil menjawab dengan benar diberi reward. Walaupun sederhana dan terbilang dadakan peringatan HBII kali ini diikuti dengan khidmat oleh anak-anak madrasah, dan dihadiri oleh 17 orang siswa/i Ahmadi dan 2 orang siswi ghair ahmadi.
Semoga dengan memperingati Hari Bahasa Ibu Nasional semakin menambah pengetahuan dan dapat menjaga keberadaan bahasa di daerah masing-masing yang ada di Nusantara.
Kontributor : Eva