Berawal dari dikontaknya Mln. Muhammad Idris oleh Bapak Petrus Siol Saragi, seorang Guru dari SMU Katolik St. Thomas. Beliau menyampaikan dalam pesan WhatsApp nya bahwa beliau sedang membuat mini project “Cross Religious Learning” yang konsepnya bertanya dan berdiskusi dengan nara sumber dari berbagai agama dan keyakinan secara langsung. Dan beliau memilih untuk bisa mengunjungi Masjid Jamaat Ahmadiyah di kota Medan ini.
Mln. Idris menyambut baik keinginan dari Bapak Petrus tersebut sehingga ditentukanlah waktu kunjungan yang telah disepakati bersama yakni pada hari Selasa sore (21/01) di Masjid Mubarak. Tepat pukul 03.00 sore, rombongan siswa-siswi SMU St. Thomas telah sampai di Masjid Mubarak.
Mln. Idris ditemani oleh Sdr. Gunawan sebagai Qaid Wilayah MKAI Sumut 01 dan dr. Muslihuddin sebagai Qaid Majlis MKAI Medan telah siap menyambut para tamu. Mereka langsung dipersilahkan untuk masuk ke ruang pertemuan Jamaat Ahmadiyah Medan.
Dalam pengantarnya, Bapak Petrus langsung mempersilahkan kepada salah satu siswa yang ditunjuk sebagai Ketua delegasi untuk memulai acara. Acara dimulai dengan perkenalan satu persatu siswa yang hadir. Dua belas orang siswa-siswi telah memperkenalkan diri. Kemudian acara langsung dilanjutkan dengan diskusi.
Mln. Idris mempersilahkan kepada siswa-siswi yang hadir untuk mengajukan pertanyaan supaya suasana diskusi menjadi lebih hidup. Satu persatu siswa-siswi pun mengajukan pertanyaan mereka dan langsung dijawab oleh Mln. Idris.
Beberapa pertanyaan yang diajukan diantaranya mengenai apa itu Islam dan sejarah awal mengenai ajaran ini. Ditanyakan pula mengenai berapa banyak aliran dalam Islam, makanan apa saja yang dihalalkan dan diharamkan, apa peran Islam dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, dan bagaimana Islam yang disebut sebagai ajaran damai menanggapi isu terorisme.
Beberapa penjelasan yang dikemukakan oleh Mln. Idris diantaranya adalah mengenai makna dari Islam yang secara literal berarti kedamaian, keselamatan, dan keitaatan kepada Allah. Jadi ajaran-ajaran yang ada di dalam Al Quran menekankan mengenai ketiga makna Islam itu sendiri. Seorang Muslim yang baik harus mampu mengejawantahkan ketiga makna Islam itu dalam kehidupan sehari-hari.
Berkenaan dengan peran Islam dalam kehidupan sosial masyarakat adalah Islam mengajarkan bukan hanya untuk memperkuat hubungan vertikal dengan Tuhan saja namun secara horizontal dengan sesama manusia.
Islam juga mengajarkan yang terbaik dari antara manusia adalah yang mampu memberikan manfaat kepada sesama manusia. Jamaat Ahmadiyah adalah salah satu Jamaat dalam Islam yang memiliki kepedulian tinggi atas masalah ini. Dengan adanya gerakan donor darah, donor mata, pengobatan massal, penanggulangan bencana melalui NGO nya yakni Humanity First, dan berbagai aksi kemanusiaan yang lainnya.
Seluruh pertanyaan dapat.dijawab dengan tuntas. Acara berlangsung kurang lebih 3 jam. Dalam pesan singkatnya sebelum acara ditutup, Mln. Idris menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya untuk membuka ruang dialog seperti ini. Bapak Petrus pun menyampaikan akan mengajak murid-muridnya yang lain untuk melanjutkan program ini. Kemudian acara ditutup dengan sesi foto bersama. (MI)