“Siti Maryam wanita yang diagungkan karena kesabaran yang dimiliki oleh Siti Maryam dalam menjalani hidupnya dan spirit menyerahkan seluruh hidupnya di jalan agama,”
BANDUNG – Fenomena virgin birth atau dikenal juga dengan virgin marry serta kaitannya dengan kelahiran Nabi Isa as dari rahim Siti Maryam, mengundang perhatian khusus dari Majelis Khuddamul Bandung. Menguak kehidupan Siti Maryam dari sudut pandang Al-Quran menjadi diskusi para generasi muda Ahmadi kota kembang tersebut.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/malam-khuddam/feed/” number=”3″]
Bertajuk Siti Maryam dalam Al-Quran, MKAI Bandung menggelar diskusi interaktif, Sabtu (12/11). Dalam diskusi yang digelar di Masjid Mubarak, Cikutra ini Taufik Khalid Ahmad menjelaskan bagaimana perjalanan hidup Siti Maryam dimulai dari kandungan Ibu beliau hingga beliau melahirkan Nabi Isa as. atau Yesus bagi umat Nasrani.
Dirinya mengawali presentasi dengan menjelaskan silsilah keluarga nabi-nabi, silsilah keluarga Siti Maryam, dan silsilah keluarga Nabi Musa as. MKAI Bandung juga mengundang Ekky O. Sabandi yang merupakan aktvis Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB).
Menanggapi presentasi dari Taufik, Ekky menambahkan bahwa terdapat kesamaan nama antara Siti Maryam anak Hannah dan Amran dan Miriam kakak dari Nabi Harun as. dan Nabi Musa as.
“Ibunda beliau yang bernama Hannah bernazar untuk mewakafkan anak yang ada dalam kandungannya untuk berkhidmat di tempat peribadatan sesuai dengan dalil dalam Al-Quran Surah Ali-Imran ayat 35. Di ayat selanjutnya disebutkan bahwa Hannah terkejut bahwa anak yang dilahirkannya ternyata perempuan, bukan bergender laki-laki seperti harapan ia sebelumnya karena pada masa itu yang biasa melakukan pengkhidmatan di tempat peribadatan adalah laki-laki. Namun Hannah tetap memenuhi nazar yang telah ia utarakan sewaktu masa kehamilan dan menyerahkan Siti Maryam kepada Nabi Zakaria as.”, tambah Taufik.
Ekky menambahkan jika Siti Maryam merupakan sosok wanita yang seluruh hidupnya menyerahkan diri di jalan agama.
“Siti Maryam wanita yang diagungkan karena kesabaran yang dimiliki oleh Siti Maryam dalam menjalani hidupnya dan spirit menyerahkan seluruh hidupnya di jalan agama,” imbuh penulis buku Ahmadiyah Menggugat tersebut.
MKAI Bandung mengharapkan bahwa diskusi interaktif dan kajian ilmiah seperti ini terus dilakukan dan digalakan sebagai ajang menggali ilmu mengenai kehidupan nabi-nabi terdahulu dan pelajaran-pelajaran yang dapat diaplikasikan untuk masa kini dan masa mendatang.
Kontributor : Taufik Khalid Ahmad
Editor : Talhah Lukman Ahmad