LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com – Jemaah Ahmadiyah yang mendapatkan pengusiran dan perusakan rumah oleh warga kampungnya sendiri, di Dusun Grepek, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur, direncanakan akan direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Lombok Timur Sudirman menyebutkan, rencana relokasi jemaah Ahmadiyah dikarenakan melihat kondisi masyarakat yang masih belum menerima keberadaan jemaah Ahmadiyah di Desa Greneng.
“Jadi, rencana kami akan merelokasi jemaah Ahmadiyah ke tempat yang lebih aman, karena mereka juga punya hak sebagai warga negara,” kata Sudirman, saat dihubungi, Sabtu (15/6/2019).
Ia mengaku, pernah bertemu dan membicarakan hal ini bersama dengan staf kepresidenan pada tanggal 22 Mei 2019 lalu dalam rangka menangani kasus tersebut.
“Kami pernah bertemu dengan staf kepresidenan, bagaimana menangani dan mencari jalan keluar dari persoalan ini, namun sampai saat ini kami masih dalam proses berkoodinasi dengan pihak terkait seperti bupati, gubernur dan stakeholder lainnya,” ujar dia.
Sebelumnya, ia pernah melakukan mediasi bersama warga setempat, namun warga masih tetap tidak menerima keberadaan jemaah Ahmadiyah di kampungnya.
“Sebenarnya kami sudah mengusahakan agar jemaah Ahmadiyah bisa balik ke kampung halamannya, tapi masyarakat masih saja tetap menolak keberadaannya,” ujar dia.
Sejauh ini, Sudirman masih belum bisa menyebutkan wilayah tempat relokasi jemaah Ahmadiyah.
“Untuk saat ini kami belum bisa memastikan di mana tempat relokasi yang pas dan aman untuk jemaah Ahmadiyah,” ujar Sudirman.
Sementara itu, Edi Sucipto (37), salah satu jemaat Ahmadiah yang ditemui Kompas.com pada Jumat (7/6/2019) menyebutkan, pihaknya sangat menanti kejelasan dari pemerintah, apakah dirinya bersama warga Ahmadiyah lainnya bisa kembali ke kampungnya.
“Genap setahun kami sudah di sini, kami sangat menantikan ketegasan dari pemerintah, apakah kami bisa pulang atau tidak,” ujar Edi, di tempat penitipan di Lokal Latihan Kerja (LLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Selong, Lombok Timur.
Ia membenarkan pihak pemerintah pernah menyampaikan usulan ke mereka untuk direlokasi ke tempat yang lain.
“Tapi itu hanya sekedar rencana,” ujar dia.
Pihaknya tidak menghawatirkan jika dipindahkan ke tempat yang lain, namun ia menghawatirkan jika tempat relokasi akan menyulitkan dirinya mencari mata pencaharian baru.
“Kami terima saja apa kata pemerintah, kami tidak mengkhawatirkan bersama siapa kita bergaul, tapi menurut saya, kami akan kesulitan beradaptasi kembali dengan lingkungan baru, mata pencaharian apa yang bisa kami lakukan,” sebut Edi.
Penulis: Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid
Editor: Robertus Belarminus