Sintang – Ijtima Daerah Lajnah Imaillah Wilayah Kalimantan Barat 2 sukses digelar pada Sabtu, 28 Juni 2025 di Balaigana, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rasa syukur atas 100 tahun berdirinya Jemaat Ahmadiyah Indonesia, mengusung tema ‘Perbaiki Diri dan Pererat Persaudaraan sebagai Wujud Syukur 100 Tahun Jemaat Ahmadiyah Indonesia’.
Ukhuwah dalam Perjuangan
Puluhan anggota Lajnah dari berbagai tempat seperti Balaigana, Sintang, Entikong, Melawi, dan Pandan hadir dengan semangat tinggi.
Beberapa menempuh perjalanan darat lebih dari 400 kilometer, melewati jalan rusak, berlumpur, dan penuh genangan air. Jalur terakhir sepanjang 7 km dari jalan raya menuju lokasi bahkan ditempuh hampir satu jam karena kondisi medan berat.
Namun semua rintangan itu tidak menyurutkan niat mereka untuk hadir. Setiap langkah menjadi bukti keteguhan dan kecintaan terhadap Jemaat serta ukhuwah yang tak tergoyahkan.
Kehadiran PPLI Menyemarakkan Suasana
Kegiatan semakin bermakna dengan hadirnya tamu dari Pengurus Pusat Lajnah Imaillah Indonesia: Rahmatul Ummah (Mufatis Nasional) dan Ibu Eva Hanifah (Pendamping). Mereka disambut secara adat oleh Ketua Daerah, Ibu Yunafi, dengan pengalungan selendang tenun merah khas Dayak—simbol penghormatan dan kehangatan lokal.
Kesan PPLI: Rintangan Berat, Sambutan Hangat
Tamu dari pusat menyampaikan kesan yang mendalam atas perjalanan menuju Balaigana.
“Perjalanan masuk ke lokasi sungguh luar biasa. Jalan sempit, rusak, berlumpur, dan penuh lubang. Mobil kami beberapa kali tersangkut bebatuan. Rasanya seperti off-road di tengah hutan,” ujarRahmatul Ummah.
“Namun begitu tiba, semua rasa lelah langsung terbayar. Kami disambut dengan sangat ramah. Anggota Lajnah sudah duduk rapi di dalam masjid, menyambut kami dengan senyum tulus. Pengalungan syal Dayak itu terasa sangat hangat dan penuh makna.”
Namun suasana sempat diselimuti duka, saat salah satu anggota harus kembali pulang karena pamannya meninggal dunia akibat kecelakaan. Meski demikian, semangat kebersamaan tetap terjaga sepanjang kegiatan.
Kegiatan Padat, Ruhani, dan Membangun
Acara berisi penyampaian materi ruhani, pengarahan dari pusat, evaluasi laporan, serta diskusi yang membangkitkan semangat perbaikan diri. Para Nashirat yang telah khatam Al-Qur’an menerima sertifikat penghargaan, disusul pengumuman pemenang lomba rohani dan doa bersama.
Sebagian anggota dari wilayah Kapuas Hulu berhalangan hadir karena perayaan Gawai Dayak. Namun pesan-pesan dan materi Ijtima tetap akan diteruskan oleh pengurus lokal.
Toleransi yang Tersaji, Harmoni yang Terbangun Kembali
Seluruh konsumsi peserta disiapkan oleh tiga warga dari lingkungan sekitar. Mereka menyiapkan makan siang, makan sore, dan snack dengan penuh ketulusan.
Dukungan ini tidak hanya memudahkan panitia, tapi juga menjadi gambaran nyata tentang rabtah sosial dan toleransi yang hidup.
Mengingat bahwa beberapa tahun lalu masjid di lokasi ini sempat mengalami perusakan oleh oknum tak bertanggung jawab, keterlibatan tetangga dalam kegiatan kali ini menjadi simbol bahwa keharmonisan kini sedang tumbuh kembali—dengan saling menghargai dan menyayangi sebagai fondasinya.
Ijtima ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi cahaya syukur dan pengorbanan yang menyala dari Balaigana.
Semoga semangat ukhuwah, toleransi, dan cinta yang terpancar dalam kegiatan ini menjadi bekal menuju abad kedua pengabdian dalam naungan Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Kontributor Kalbar: Sajid Ahmad Sutikno