Tasikmalaya – Komunitas pecinta Gus Dur yang tergabung dalam komunitas Gusdurian Tasikmalaya menyelenggarakan diskusi rutin pertama bertempat di Masjid Al-Aqso yang dikelola oleh Jemaat Ahmadiyah, di Kampung Badakpaeh, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Kamis (4/8/2022).
Kegiatan yang mengusung tema “Merawat Hubungan Manusia” menghadirkan dua narasumber yaitu Mubalig Ahmadiyah Singaparna Maulana Muhammad Ali dan Pustakawan Keraton Kanoman Farihin.
Koordinator Gusdurian Tasikmalaya, Zainda Usmana Aulia mengatakan, kegiatan ini merupakan ajang untuk mensinergikan berbagai komunitas, lintas kepercayaan, dan organisasi kepemudaan.
“Gusdurian Tasikmalaya berkomitmen untuk senantiasa menjalin sinergi dengan berbagai pihak tanpa membeda-bedakan. Ke depannya, forum bulanan ini akan dikemas sebaik mungkin dan akan terus berlanjut,” katanya.
Mubalig JAI Maulana Muhammad Ali dalam kesempatannya menyampaikan mengenai cara merawat keberagaman diantara manusia.
“Manusia diciptakan Tuhan sangat beragam, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Nabi Muhammad pun telah mencontohkan bagaimana seharusnya kita menyikapi keberagaman tersebut. Ada banyak kisah yang menceritakan terkait sikap Rasul tersbut,” ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan, keberagaman ada supaya kita bisa saling mengenal.
“Keberagaman ada sebagai media untuk saling mengenal. Oleh karena itu marilah kita rawat keberagaman tersebut dengan cara menjadikan Tuhan dan junjungan kita sebagai role modelnya dan mengcopy pastenya ke dalam diri kita,” lanjutnya.
Sementara itu, Pustakawan Keraton Kanoman Farihin menyampaikan mengenai geneologi manusia yang sudah dicatat Tuhan sejak awal.
“Pertemuan kita hari ini, dengan latar belakang yang berbeda-beda merupakan sebuah anugerah dan bukan sebuah kebetulan, tapi memang sudah ada sejak awal,” pungkasnya.
Diskusi dihadiri oleh perwakilan komunitas seperti JAI Tasikmalaya, PC IPPNU Kab. Tasikmalaya, Simpul Rahima, Kuluwung, Himacitas, dan para mahasiswa.