Jakarta- Sebuah terjemahan buku berjudul “Ahmad The Guided One” (Ahmad Sang Mahdi) karya Iain Adamson telah menjadi sorotan di kalangan masyarakat.
Buku ini merupakan biografi Pendiri Jemaah Muslim Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad, dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Muhammad Arya Suryawan.
Ia menegaskan pentingnya buku ini dalam pemahaman publik. Ahmadiyah dan pendirinya adalah bagian integral dari gerakan dakwah Islam skala global, yang telah berperan penting sejak awal abad ke-19 hingga sekarang.
“Buku ini penting untuk dibaca dan dipahami oleh publik karena Ahmadiyah dan pendirinya adalah gerakan dakwah Islam berskala global, di antara pergerakan agama-agama pada awal abad ke-19 sampai abad ke-21 ini,” katanya pada Warta Ahmadiyah.
Proses penerjemahan buku ini dimulai pada tahun 2015, tetapi menghadapi kendala dalam mengurus hak cipta (copyright) pada saat itu.
Baru pada awal tahun 2020, penerjemah berhasil mendapatkan izin resmi untuk menerjemahkan buku tersebut, dan cetakan pertama akhirnya dirilis pada tahun 2021.
Sebagai penerjemah dan penulis yang berpengalaman, Muhammad Arya Suryawan mengungkapkan pentingnya penerjemahan buku ini.
Ia telah lama terlibat dalam mendokumentasikan dan menerjemahkan artikel-artikel tentang Ahmadiyah, dan pernah berkontribusi di situs resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
Diketahui Muhammad Arya Suryawan juga menulis buku Bukan Sekadar Hitam Putih, penjelasan atas keberatan dan tuduhan yang sering diajukan kepada Jemaah Muslim Ahmadiyah.
“Buku Ahmad The Guided One sangat penting untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar masyarakat Indonesia dapat mengenal secara komprehensif siapa sebenarnya Pendiri Jemaat Ahmadiyah, apa visinya, dan bagaimana ajarannya,” tuturnya.
Iain Adamson, penulis buku ini, adalah seorang non-Muslim, jurnalis, dan penulis biografi profesional yang telah menulis tentang banyak tokoh terkemuka di Inggris. Salah satu bukunya yang terkenal adalah “A Man of God,” sebuah biografi tentang Mirza Tahir Ahmad, Khalifah al-Masih IV.
Dalam bukunya yang menggambarkan Mirza Ghulam Ahmad, Adamson menjelaskan sosok Mirza Ghulam Ahmad sebagai pribadi yang humanis, saleh, tekun, dan pandai.
Ia juga digambarkan sebagai sosok yang sederhana, toleran, dan lemah lembut sepanjang hidupnya.
“Namun ketika berhadapan dengan masalah Tauhid, kebenaran akidah, kejujuran dan keadilan – maka profil Mirza Ghulam Ahmad tampil laksana singa perkasa yang tak pernah tunduk dan kalah dalam kondisi apapun,” jelas Muhammad Arya Suryawan.
“Argumentasi, nalar serta nubuat-nubuatnya dalam tulisan-tulisannya mengajak para pembaca lebih dekat kepada kenyataan bahwa Ahmad Sang Mahdi ini adalah orang yang sangat dekat dengan Tuhan dan merupakan utusan Tuhan,” lanjutnya.
Sebagai upaya untuk memberikan akses lebih luas kepada buku ini, banyak salinan telah disediakan di Pusat JAI Parung dan diberikan kepada para mubalig (pengkhotbah) untuk kepentingan publik.
Dengan penerjemahan buku ini, diharapkan pemahaman tentang sejarah dan Jemaah Muslim Ahmadiyah akan semakin meluas dikenal di kalangan masyarakat Indonesia.
“Buku banyak tersedia di JAI Parung, diberikan kepada para mubalig,” pungkasnya.