JAKARTA – Keluarga besar Almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengadakan acara Haul Gus Dur ke-6 Tahun, Sabtu (26/12). Bertempat di kediamanan almarhum di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Acara ini mengangkat tema Merawat Tradisi, Merajut Hati. Atas undangan Panitia, Pengurus Pusat Ikatan Wanita Muslim Jamaah Ahmadiyah atau biasa dikenal dengan Lajnah Imaillah Indonesia yang diwakili oleh Humas Pengurus Pusat Lajnah Imailah, Evi Affiati sera Ketua Daerah Lajnah Imailah Banten 02, Mira Tsurayya Basalamah turut hadir di antara para tokoh dan ribuan masyarakat yang memadati tempat acara. (baca juga: Pemuda Islam Ahmadiyah bertekad jadi agen perdamaian di Sekolah Perdamaian Gus Dur)
Haul Gus Dur ke-6 tersebut seperti memiliki daya magnet yang luar biasa. Dari kalangan menteri, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin , Menko Kemaritiman Rizal Ramli serta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa hadir dalam acara tersebut.
Sementara dari kalangan tokoh nasional hadir mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Akbar Tanjung, Maftuh Basyuni, Ahmad Mubarok, Nasaruddin Umar, dan beberapa tokoh lainnya. Dari kalangan internal Nahdatul Ulama sendiri ada Rais Am Syuriah KH. Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, Habib Luthfi bin Yahya, KH. As’ad Said Ali, KH. Husen Muhammad, Kiai Abdul Moqsith Ghazali, Kiai Syafiq Hasyim, Kiai Maman Imanulhaq, Kiai Zastrouw Al-Ngatawi. Yang paling menyedot perhatian adalah kehadiran Gubernur Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau yang akrab disapa Ahok.
Lukman Hakim Saifuddin mengenang sosok Gus Dur sebagai tokoh yang menciptakan keharmonisan bangsa Indonesia yang sangat plural. (baca juga: Gus Dur sang pejuang toleransi)
“Gus Dur di banyak kesempatan mengatakan bahwa perbedaan bukanlah kelemahan tapi justru anugerah dari Allah agar kita yang berbeda-beda ini bisa saling menghormati satu sama lain,” jelasnya.
Dari sederet tokoh-tokoh dan ribuan jamaah yang hadir semuanya mencintai dan mengagumi Gus Dur. Ada yang mengaku sebagai santri, mengaku sebagai murid, mengaku sebagai kader, mengaku sudah banyak dibantu oleh Gus Dur. Tapi tak sedikit dari mereka sama sekali belum pernah belajar atau mengaji dengan Gus Dur bahkan melihat Gus Dur secara langsung.
Dalam sambutan mewakili keluarga, Anita Wahid mengatakan bahwa acara haul ini bukanlah sekedar untuk mengenang sosok Gus Dur, tapi lebih dari itu momen ini merupakan upaya dari semua untuk memahami, merefleksi dan meneladani nilai nilai luhur perjuangan beliau dalam menempatkan penghargaan pada kemanusiaan sebagai modal utama dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai di tengah pluralitas atau keberagaman masyarakat.
Dengan banyak keistimewaan pada diri Gus Dur, mudah-mudahan termotivasi dan terinspirasi untuk terus melanjutkan perjuangan dan cita-cita Gus Dur.
Kontributor dan foto : Mira Mira Tsurayya Basalamah
Editor : Talhah Lukman Ahmad