Sarolangun, Warta Ahmadiyah- Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) Singkut, Jambi menjadi lokasi penyelenggaraan Seminar Edukasi bagi Anak Suku Dalam (ASD) Jambi.
Kegiatan ini sekaligus memperkuat fungsi GITJ sebagai rumah singgah bagi komunitas ASD pada Minggu 30 November 2025.
Seminar tersebut berlangsung di wilayah Kabupaten Sarolangun dan menghadirkan salah seorang anggota Lajnah Imaillah Singkut, Vebby Ravisya sebagai pemateri.
Baca juga: Relawan Humanity First Indonesia Mulai Salurkan Bantuan ke Korban Banjir Sumatera Utara
Kegiatan ini terselenggara melalui kerja sama antara GITJ Singkut dan Yayasan Sriwijaya yang berpusat di Palembang.
Kolaborasi lintas lembaga tersebut bertujuan memperluas akses edukasi bagi masyarakat adat.
Acara dimulai pukul 3 sore dengan dihadiri sebanyak 20 orang, baik secara luring maupun daring.
Dalam seminar tersebut, peserta mendapatkan materi edukatif yang dirancang sesuai kebutuhan pembelajaran kelompok Anak Suku Dalam.
Selain paparan utama, panitia juga mengadakan pelatihan singkat mengenai pembuatan media ajar interaktif.
Pelatihan ini ditujukan agar peserta atau pendamping dapat mengembangkan bahan belajar secara mandiri.
Baca juga: Jemaat Ahmadiyah Kalbar Berencana Undang Panglima Jilah ke Peringatan Tasyakur 100 Tahun
Sesi tanya jawab menjadi bagian penting dalam kegiatan ini. Peserta diberi kesempatan menyampaikan kendala dan kebutuhan terkait proses belajar.
Acara juga diisi dengan sesi berbagi pengalaman. Momen ini menjadi ruang untuk saling memahami proses pendidikan di lingkungan berbeda.
Vebby Ravisya menjelaskan bahwa dirinya menyelipkan cerita dan pengalaman belajar melalui perspektif Islam dalam pemaparan materi.
Hal itu dilakukan untuk memberi sudut pandang yang lebih luas bagi peserta.
Ia menuturkan bahwa ini merupakan pengalaman perdananya menjadi pemateri di lembaga nonformal.
Selama ini, ia lebih sering mengisi seminar di lingkungan dinas kependidikan tempatnya bertugas sebagai guru sekolah dasar.
Menurut Vebby, kesempatan tersebut menjadi pengalaman berharga karena mempertemukan berbagai pihak dengan latar belakang yang berbeda.
Dirinya menilai bahwa edukasi dapat menjadi jembatan yang memperkuat hubungan sosial.
Kegiatan ini diharapkan menjadi ladang amal bagi para penggiat pendidikan serta mempererat silaturahmi antaragama di Indonesia. *
Kontributor : Nuri Nurmelati
Editor: Talhah Lukman A