Tasikmalaya, Warta Ahmadiyah- Kegiatan diskusi Sela Ruang Keberagaman di Peace Center Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya hadirkan beragam pandangan tentang pentingnya hidup dalam perbedaan.
Asosiasi Pers Mahasiswa (APM) Kota Tasikmalaya menggelar diskusi pada Minggu 30 November 2025 dengan menggandeng Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya.
Ketua Lakpesdam NU Kota Tasikmalaya, Ajat Sudrajat, membuka pemaparan dengan menegaskan bahwa perbedaan adalah Rahmat yang diberikan Tuhan kepada manusia.
Baca juga: Peace Center Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya Tuan Rumah Diskusi Pers Mahasiswa Priatim
Ajat Sudrajat berpandangan jika keberagaman adalah keniscayaan yang menuntut setiap individu untuk mampu hidup berdampingan, saling memahami, dan saling menghormati.
Ia menekankan bahwa kebijaksanaan dalam menghadapi perbedaan lahir dari bagaimana intensitas interaksi antarkelompok.
Tentunya setiap orang dianjurkan memperluas pertemanan serta memperbanyak ruang perjumpaan.
Baca juga: Amir Nasional Hadiri Peresmian Rumah Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Bojong
“Semakin tinggi intensitas kita berinteraksi, semakin hilang sekat-sekat kecurigaan,” ujar Ajat.
Lebih lanjut Ketua Lakpesdam NU Kota Tasikmalaya itu menilai bahwa dialog lintas kelompok adalah kunci untuk membangun rasa percaya dan mengikis stereotip yang kerap memicu konflik sosial.
Sejalan dengan pandangan tersebut, Ketua Forum Bhineka Tunggal Ika (FBTI), Asep Rizal Asyari, menambahkan bahwa masyarakat sebaiknya tidak terus-menerus berada dalam zona nyaman.
Baca juga: Aksi Donor Darah Jemaat Ahmadiyah Sintang Dapat Diapresiasi RSUD Ade Muhammad Djoen
Zona nyaman, menurutnya, justru membatasi wawasan dan memperlambat kemajuan pemikiran.
“Ketika kita mau berinteraksi dengan kelompok yang berbeda, di situlah wawasan kita bertambah. Pengetahuan baru lahir dari keberanian untuk membuka diri,” ungkap Asep.
Ia juga mengapresiasi peran Asosiasi Pers Mahasiswa Priangan Timur (APM Priatim) yang berkomitmen menghidupkan semangat keberagaman di tengah masyarakat.
Baca juga: Pengurus Jemaat Ahmadiyah Kalbar Sambangi Wabup Landak untuk Perkuat Harmonisasi
Bagi Asep, inisiatif seperti ini perlu terus digalakkan agar generasi muda memiliki ruang dialog yang sehat dan inklusif.
Dari sisi keagamaan, Mubaligh Daerah Tasikmalaya, Mln. Irfan Maulana, turut memberikan pandangan mengenai tantangan keberagaman dalam kehidupan beragama.
Ia menyoroti berbagai fitnah dan tuduhan yang sering dialamatkan kepada Jemaat Muslim Ahmadiyah. Menurutnya, sebagian besar tuduhan tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Mln Irfan mengajak masyarakat untuk bertanya langsung kepada sumbernya bila ingin memahami suatu kelompok secara utuh.
“Dialog langsung akan menghapus miskonsepsi. Banyak fitnah muncul karena orang tidak mengenal secara dekat,” jelasnya.
Mln Irfan berharap bahwa ruang diskusi seperti ini dapat menjadi jembatan untuk membangun pemahaman yang lebih objektif dan damai.
Selanjutnya Mln Irfan menjelaskan selayang pandang Ahmadiyah yang sesungguhnya dan seutuhnya
Digelarnya diskusi oleh APM kota Tasikmalaya ini menjadi ruang penting bagi generasi muda Tasikmalaya untuk memahami dan merayakan perbedaan.
Melalui dialog terbuka, para peserta mendapatkan gambaran bahwa keberagaman bukan masalah yang harus ditakuti. *
Kontributor: Budi Badrussalam/ Munirul Insan
Editor: Talhah Lukman A