Pemuda Ahmadiyah Bekasi Raya Gelar Khuddam Connect di Tambun, Meningkatkan Akhlak dan Spiritualitas melalui Shalat

Tambun, Bekasi – Minggu, 22 Februari 2025, puluhan pemuda Muslim Ahmadiyah se-wilayah Bekasi Raya berkumpul dalam acara Khuddam Connect yang berlangsung di Masjid Mubarak, Tambun, Bekasi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin yang diadakan untuk mempererat tali silaturahmi antar pemuda Ahmadiyah, serta sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas spiritual dan akhlak para peserta.

Khuddam Connect, yang rutin diselenggarakan, kali ini dihadiri oleh para pemuda Ahmadiyah dari berbagai cabang di wilayah Bekasi Raya dan sekitarnya.

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan hangat dari Mubaligh Lokal Cabang Karawang, Mln. Muhammad Ali, yang juga menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut.

Acara ini turut diisi oleh Mln. Said dari Cabang Tambun, serta dua narasumber lainnya, Iman Mujib Ahmad dan Fadhillah Ahmad.

Mln. Muhammad Ali dalam sesi ceramahnya menyampaikan pentingnya memperbaiki akhlak melalui pelaksanaan shalat yang khusyuk.

Ia mengajak para peserta untuk menjadikan shalat sebagai sarana untuk memperbaiki perilaku dan membentuk karakter mulia dalam kehidupan sehari-hari.

“Bagaimana shalat bisa membentuk akhlak? Shalat itu mengajarkan kita untuk mengendalikan diri. Ketika kita melakukan shalat dengan benar, kita akan mendapatkan banyak hal positif. Salah satu yang harus kita perhatikan dalam perbaikan akhlak adalah pemenuhan kewajiban kita dalam shalat,” ujar Mln. Muhammad Ali.

Lebih lanjut, Mln. Muhammad Ali menjelaskan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusyuk memiliki dampak yang besar dalam kehidupan seseorang, mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, ia menekankan bahwa shalat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sebagai pengendali diri yang mencegah timbulnya konflik dan perselisihan antar sesama.

“Kenapa sering terjadi konflik antara jemaat atau bahkan dengan sesama umat Islam? Salah satunya karena ego yang tinggi. Dalam shalat, kita diajarkan untuk menundukkan kepala, posisi sujud, yang seharusnya menjadi simbol dari kerendahan hati,” lanjut Mln. Muhammad Ali.

Mln. Muhammad Ali menekankan makna mendalam dari posisi sujud dalam shalat,“Posisi kepala yang biasanya tinggi, dalam sujud menjadi yang paling rendah. Ini adalah pesan dari Allah Ta’ala agar kita tidak meninggi di hadapan sesama manusia,” ujar beliau. Ia melanjutkan bahwa shalat bukan hanya soal gerakan fisik, tetapi juga tentang bagaimana kita membawa nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. “Bekas sujud kita dalam kehidupan sehari-hari harus terlihat. Jika kita meninggi setelah shalat, maka bekas sujud itu tidak ada artinya.”

Setelah sesi materi, para peserta melanjutkan dengan shalat tahajud bersama, yang diakhiri dengan shalat subuh berjamaah.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat dalam aspek spiritual, tetapi juga dapat mempererat ukhuwah (persaudaraan) di antara para pemuda Ahmadiyah.

Dalam kesempatan itu, Mln. Muhammad Ali juga mengingatkan peserta untuk selalu meneladani Rasulullah SAW, yang meskipun memiliki derajat yang paling tinggi, selalu bersikap rendah hati dan tidak pernah meninggi di hadapan orang lain, “Rasulullah adalah makhluk dengan derajat tertinggi di sisi Allah, tetapi beliau tidak pernah meninggi di hadapan sesama manusia. Mari kita teladani sikap beliau dalam kehidupan sehari-hari untuk memperbaiki akhlak kita,” pesannya kepada para peserta.

Acara ditutup dengan sesi Ta’limul Qur’an, yang memberikan kesempatan kepada para peserta untuk lebih mendalami makna-makna ayat-ayat Al-Qur’an.

Kegiatan Khuddam Connect diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemuda Ahmadiyah untuk terus memperbaiki diri, mempererat tali silaturahmi, dan meningkatkan ketakwaan serta kedamaian dalam kehidupan sosial mereka.

Melalui kegiatan seperti ini, Jemaat Ahmadiyah terus menegaskan komitmennya untuk menyebarkan ajaran Islam yang damai dan penuh kedamaian, serta membentuk generasi muda yang tidak hanya taat dalam ibadah, tetapi juga berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Kontributor: Deslia Nisrina Hanifa
Editor: Devi Savitri