Surabaya- Jemaat Ahmadiyah Surabaya menjadi narasumber dalam sesi wawancara langsung pada pelatihan jurnalistik berperspektif multikultural yang diselenggarakan oleh komunitas Penulis Muda Agenda 18, Sabtu 14 Desember.
Kegiatan ini merupakan wujud kerjasama komunitas Penulis Muda Agenda 18 dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya.
Kegiatan ini bertujuan membangun keterampilan jurnalistik anak muda sekaligus menghidupkan nilai-nilai keberagaman dan kemanusiaan.
Proses wawancara berlangsung di Masjid An-Nur, Bubutan, kota Surabaya, sejak sore hari.
Dalam wawancara tersebut, pihak Ahmadiyah berbagi pengalaman tentang pentingnya penerimaan terhadap perbedaan dalam masyarakat multikultural.
Mereka juga menyoroti tantangan yang dihadapi komunitas mereka terkait mispersepsi publik serta perlunya pemberitaan yang adil dan berimbang.
“Kami berharap melalui pelatihan ini, para jurnalis muda dapat lebih memahami pentingnya menciptakan narasi yang damai dan konstruktif, khususnya ketika membahas isu-isu keberagaman,” ujar perwakilan Ahmadiyah Surabaya.
Mereka juga mengapresiasi inisiatif Agenda 18 yang mengedepankan prinsip kemanusiaan dan literasi.
Pelatihan ini menghadirkan sesi-sesi yang komprehensif, mulai dari teknik dasar jurnalistik hingga praktik lapangan seperti observasi dan wawancara.
Peserta yang berjumlah 40 orang berasal dari berbagai latar belakang dan berkomitmen untuk mengaplikasikan jurnalistik sebagai alat membangun harmoni di tengah masyarakat yang beragam.
Koordinator Umum Agenda 18, Gloria Fransisca Katharina Lawi, menyatakan bahwa keterlibatan Jemaat Ahmadiyah merupakan wujud konkret kolaborasi lintas kepercayaan dalam membangun jurnalisme damai.
“Kami percaya, narasi inklusif adalah kunci keberhasilan jurnalisme yang membawa perubahan positif,” katanya.
Pelatihan ini diharapkan dapat melahirkan generasi penulis muda yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki empati terhadap keberagaman di Indonesia. *
Kontributor: Muhammad Putrajaya
Editor: Talhah Lukman A