Pertemuan Sobat KBB dengan Ahmadiyah Banten : Merajut Damai dari Bumi Banten.
Avanza warna silver terparkir di Rumah Cimuncang (sebutan untuk tempat pertemuan Jemaat Serang). Tiga pria dan tiga wanita ditemani 2 anak kecil nampak keluar dari mobil ini. Mereka adalah perwakilan Sobat KBB (Solidaritas Korban Tindakan Pelanggaran Kebebasan Beragaama dan Berkepercayaan), gerakan solidaritas dimana salah satu presidiumnya adalah Firdaus Mubarik dari Jemaat Ahmadiyah. Mubaligh Mawahibur Rahman (biasa dipanggil Wahib) segera mempersilahkan para tamu ini untuk masuk ke Rumah Cimuncang yang berkedudukan di Kota Serang ini.
Di dalam rumah sudah menunggu tuan rumah yang terdiri dari Mln. Ocim Solihin (Mubaligh Cisereh), Ahmad Ali (Ketua Jemaat Cilegon), Yusep A Aldrin (Ketua Jemaat Serang), A. Gozali (Ketua Jemaat Cisereh), Mahfud (Sekr. Tabligh Khudam Wilayah Banten 01) dan perwakilan pengurus lainnya dari 3 cabang di Wilayah Banten 01. Hari Sabtu, tgl 18 April 2015 ini memang diadakan pertemuan Sobat KBB, satu organisasi/gerakan solidaritas yang selama ini fokus dalam pemulihan hak-hak korban pelanggaran kebebasan beragama dan berkepercayaan (selanjutnya disingkat pelanggaran KBB) dalam segi sosial, hukum dan politik. Agenda pertemuan pada hari itu adalah silaturahmi dengan komunitas agama di Banten, sekaligus menjajaki kemungkinan-kemungkinan permasalah pelanggaran KBB yang bisa dibantu oleh Sobat KBB ini.
Kebetulan Mln. Wahib selama ini sudah punya komunikasi yang intensif dengan Sobat KBB ini, sehingga Jemaat Ahmadiyah Banten 01 diminta jadi tuan rumah acara ini, sekaligus JAI Banten 01 memang ada 2 permasalahan berkenaan dengan aset jemaat yang bisa masuk agenda pembahasan. Jemaat Serang yang merupakan jemaat di Ibu Kota dipilih jadi tempat pertemuan.
Sekitar pukul 11.00 siang acara pun dimulai dengan ramah tamah saling memperkenalkan diri. Dari Sobat KBB yang hadir adalah Firdaus Mubarik (Sekretaris Presedium Sobat KBB), Yolanda (Penggiat HAM), Siswo Mulyartono (Aktivis PUSAD Paramadina), Fatma (Wahid Institute), Fatimah Zahrah (Mahasiswi Aktivis HAM), Pdt. Bedali Hulu (Gereja Baptis), Joni Manurung (Gereja Baptis) Sementara dari JAI Banten yang hadir seperti yang disebutkan diatas plus 6 perwakilan pengurus. Hadir juga Fahmi Abduh (Ketua BEM Fisipol Untirta Serang plus aktifis Gerakan Peace in Campus). Dalam suasana penuh kehangatan mereka saling memperkenalkan diri sekaligus sedikit menyampaikan permasalahan-permasalahan KBB yang selama ini ada di Banten.
Ahmad Ali menyampaikan bahwa kunci utama penyelesaian masalah pelanggaran KBB adalah silaturahmi yang gencar plus keberanian untuk mempertahankan keimanan kita. Yusep Aldrin menyampaikan bahwa di provinsi Banten (terkecuali daerah Tangerang) secara umum hukum kurang berdaulat, seringkali masih kalah oleh kekuatan ulama dan jawara. Karenanya penyelesaian masalah pelanggaran KBB harus memperhatikan hal ini khususnya komunikasi sosial. Jemaat Serang juga masih memiliki pekerjaan rumah karena memiliki rumah dinas mubaligh yang sudah 5 tahun berdiri tapi belum bisa digunakan karena ada sedikit penolakan dari warga.
Mln. Ocim menyampaikan sedikit permasalahan di cabang Cisereh dimana Masjid dan rumah dinas mubaligh disana sudah kurang lebih 4 tahun disegel oleh pemerintah setempat. Sementara itu Fahmi Abduh, Ketua BEM Fisipol Untirta Serang menyampaikan bahwa diskusi adalah sarana yang baik untuk meningkatkan keilmuwan kita.
Sementara itu kawan-kawan dari Sobat KBB menyampaikan pandangan mereka selama beberapa kali membantu penanganan kasus pelanggaran KBB. Beberapa garis besarnya adalah pertama bahwa hak beribadah adalah hak dasar dari warga negara yang dijamin UUD dan UU HAM, dimana masalah IMB dsb tidak bisa mencabut hak ini, kedua perlunya penguatan internal dalam kelompok korban karena pemecahan masalah yang ada dari internal korban, Sobat KBB dan kelompok sejenisnya hanyalah membantu saja, serta beberapa motivasi dan pandangan-pandangan lainnya dari kawan-kawan Sobat KBB lainnya seperti Pdt. Bedali Hulu, Yolanda, Siswo, Fatma, Fatimah dll.
Pertemuan ini akhirnya membuahkan kesepakatan bahwa kedepannya kita akan fokus kepada penanganan masalah aset Jemaat Cisereh dan Serang. Dimana Mln. Ocim punya target, awal tahun depan setelah Pilkada Pandeglang Masjid Jemaat Cisereh harus bisa dipakai. Akhirnya acara ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mln. Wahib disesuaikan dengan keyakinan masing-masing. Dimana salah satu pesan doa bersama ini adalah mari-mari kita bersaama-sama memohon pertolongan dari Tuhan YME agar kita dibantu dalam menegakkan perdamaian beragama yang lebih baik di bumi Banten. (Kontributor : Mawahibur R.)