Bandung-– Lajnah Imaillah Bandung Kulon bersama sejumlah organisasi keagamaan galang komitmen bebas politik identitas.
Pemilu 2024 yang tinggal hitungan bulan lagi menjadi concern Lajnah Imaillah dan sejumlah organisasi keagamaan di kota Bandung.
Bertempat di Gedung Keuskupan Bumi Silih Asih Lajnah Imaillah Bandung Kulon bersama Pengurus Daerah LI Jabar 05 hadir untuk berdiskusi dengan tajuk “Menyusun Rencana Aksi Mengawal Pemilu yang Damai Tanpa Politik Identitas.”
Sejumlah organisasi agama seperti Fatayat NU, MAKIN Konghucu, Peradah Hindu, FKUB dan lain-lain juga ikut hadir dalam acara yang digelar 24 Juni 2024 itu.
Pembicara pertama yang merupakan Kepala Bagian Pengawasan Bawaslu Jawa Barat, Malik Ibrahim menyampaikan materi keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemilu partisipatif.
Sebagai warga negara yang baik, tiap individu diharapkan untuk berpartisipasi secara aktif dalam sistem masyarakat yang ditandai apabila seseorang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan pada pemerintah yang tinggi.
Sementara itu Bawaslu Kabupaten Bandung yang menjelaskan perihal politik identitas.
Praktik penggunaan politik identitas telah jamak terjadi di pemilu Indonesia melalui penggunaan isu berbasis suku, agama, ras, dan antar golongan oleh kandidat dalam mendapatkan suara.
Guna mencegah strategi kampanye politik berbalut agama kembali dimainkan, sedari jauh hari para pemuka agama diharapkan bersatu dan berkomitmen untuk bersama-sama mengawasi dan menjaga Pemilu 2024 terlaksana dengan damai, jujur, dan adil.
Sementara itu Koh Akyun dari MAKIN juga mengingatkan pentingnya menjaring pemilih pemula,.
“Tidak hanya dari generasi muda tak lupa pula dari ‘generasi kolonial’, ujarnya.
Sebagai tindak lanjut dari diskusi ini, baik peserta, panitia, dan Bawaslu berkomitmen untuk aksi nyata yaitu mengadakan acara sosialisasi untuk penguatan pengawasan.
Dimana masing-masing organisasi keagamaan menginvetarisir jadwal kegiatannya.
Kontributor: Amatul Shafi
Editor: Talhah Lukman Ahmad