Jakarta- Pengurus Daerah Lajnah Imaillah (LI) DKI Jakarta mengadakan acara pelatihan keterampilan Shibori pada Sabtu, 10 Juni 2023.
Acara ini dihadiri oleh 40 peserta dari 6 cabang Lajnah di DKI Jakarta, termasuk Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Lenteng Agung, dan Kebayoran.
Pelatihan keterampilan Shibori merupakan salah satu program dari Sanad Wadasari untuk menerapkan kewirausahaan kepada perempuan Ahmadiyah.
Tujuan utamanya adalah memberdayakan perempuan agar dapat menghasilkan pendapatan sendiri dan melakukan pengorbanan harta secara mandiri.
Hal ini diungkap Wakil Ketua Daerah LI DKI Jakarta Ade Suryani.
“Mengadakan acara pelatihan keterampilan sibori, nah ini kegiatan ini merupakan salah satu bentuk untuk kita menerapkan kewirausahanya kepada Lajnah-Lajnah yang ada di DKI Jakarta,” katanya pada Warta Ahmadiyah.
Sebelumnya, pelatihan-pelatihan lain juga telah dilakukan, termasuk pembuatan bros, kalung, dan konektor masker.
Namun, karena adanya pandemi, pelatihan-pelatihan tersebut dilakukan secara daring melalui Pengurus Pusat Lajnah Imaillah (PPLI), kemudian disampaikan ke cabang-cabang untuk dilaksanakan secara mandiri.
“Jadi diharapkannya sih seperti itu, pengennya sih LI itu menjadi orang yang berdikari gitu. Yang punya usaha, punya keterampilan dan mampu ujung-ujungnya sih mampu menghasilkan ya gitu, yang berdaya guna,” lanjut Ade Suryani.
Shibori Ramah Bagi Pengrajin Ibu Rumah Tangga
Dalam pelatihan Shibori ini, fokus diberikan pada keterampilan homemade.
Teknik Shibori melibatkan lipatan dan pengikatan kain dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tali rafia, karet gelang, atau balok kayu.
Keterampilan ini dapat digunakan untuk membuat berbagai produk, seperti pasmina, tote bag, tatakan gelas, atau alas piring.
Hinda Mega Sari, seorang ibu rumah tangga dan perajin Shibori, menjelaskan bahwa teknik Shibori sangat cocok bagi para ibu rumah tangga karena alat-alat yang dibutuhkan mudah didapat.
Selain itu, hasil warna alami dari pewarna alam memberikan daya tarik yang tinggi bagi para konsumen.
“Kalau misalnya kita ngisi waktu ibu rumah tangga itu bikin Shibori misalnya pasmina, atau totebag, atau misalnya tatakan gelas, atau alas piring. Nah itu kita (bisa) lakukan teknik Shibori di rumah saja,” jelasnya.
Ia juga memberikan tips kepada para ibu rumah tangga yang ingin mencoba Shibori, bahwa tutorial-tutorial di YouTube dapat menjadi panduan yang mudah diikuti.
Selain itu, mengikuti kelas pelatihan juga bisa menjadi pilihan untuk mempelajari teknik ini dengan lebih mendalam.
“Sebenarnya gampang sih, di Youtube juga banyak. Cuma kalau ada kelas-kelas pelatihan bisa ikut. Gampang sekali sih, itu kan teknik Shibori itu kan teknik melipat, mengikat. Nah mengikat, melipatnya juga kan bisa pakai tali rafia sama karet gelang,” lanjut ibu dua anak itu.
Dalam pandangannya, Hinda Mega Sari mengungkapkan bahwa seni dan keterampilan telah menjadi bagian dari kegemarannya sejak lama, terutama dalam hal warna alam dan batik tulis.
Ia telah mengikuti beberapa kelas pelatihan sebelumnya dan berhasil menjual produk-produk Shibori dengan sukses.
Hinda Mega Sari juga mengajak para ibu-ibu Lajnah untuk ikut serta dalam pembelajaran teknik Shibori ini.
Selain bisa menjadi hobi yang mengisi waktu, keterampilan ini juga memberikan peluang ekonomi bagi ibu rumah tangga, baik untuk dijual maupun untuk kebutuhan pribadi.
“Kita selain ngurusin anak, tarbiyat, tentunya kita sebagai Ibu juga mungkin ada sisi lain yang ingin kita kembangkan gitu, hobi. Mari, mungkin abis lihat pertemuan ini bisa terpicu gitu,” katanya.
“Atau misalnya untuk diri sendiri dulu juga bisa, misalnya di rumah ada kaos-kaos atau kemeja yang sudah tidak mau dipakai lagi karena kain putihnya udah agak kuning gitu, jadi celup si Ori itu jadi bagus lagi,” pungkas pengraji Shibori itu.
Kontributor: Amatul Noor