Pemandangan yang tak terlupakan ketika Hazrat Mirza Masroor Ahmad diberikan sambutan dengan tarian tradisional khas suku Maori.
Tanggal 29 Oktober 2013, pemimpin Jemaat Muslim Ahmadiyah dan khalifah kelima, Hazrat Mirza Masroor Ahmad disambut oleh Raja Tuheitia di Turangwaewae Marae, Selandia Baru dan diberikan sambutan tarian tradisional masyarakat suku Maori.
Setibanya pukul 10.30 pagi waktu setempat, tiga orang suku Maori menyambut Huzur dengan menampilkan tarian ksatria ala suku Maori.
Mereka mulai menampilkannya dari kejauhan dan maju selangkah demi selangkah ke arah Huzur, sambil melantunkan suara-suara khas suku Maori, sedangkan wanitanya berada disamping.
Begitu Huzur melangkah mendekati Marae, puluhan anak-anak Maori dan para tokoh sesepuh juga turut serta dalam acara penyambutan dengan melantunkan nyanyian berbahasa Maori.
Dalam acara resminya, sejumlah tokoh sesepuh Maori memberikan sambutannya melalui pida-pidato singkat. Mereka menyebut Huzur sebagai “Seorang pemimpin yang kuat dan inspirasional yang menyuarakan perdamaian..”
Yang menjadi hal utama dari acara penyambutan ini adalah Huzur menyerahkan sebuah kitab suci Al Qur’an kepada Raja Tuheitia, yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa Maori oleh Mr Shaqeel Ahmad Munir.
DDalam acara penyambutan, Huzur menyampikan pidatonya kepada para tokoh sesepuh suku Maori dan menyampaikan terima kasih atas sambutan yang diberikan kepadanya dengan tarian tradisi Maori.
Dalam pemaparannya tentang Al Qur’an, Huzur manyampaikan:
“Al Qur’an mengajarkan orang-orang tentang bagaimana hidup berdampingan dalam kedamaian dan pastinya di zaman ini kita perlu menyebarkan rasa cinta kasih, perdamaian dan rekonsiliasi secara luas – itulah pesan dari Al Qur’an…”
Huzur mengakhiri pidato sambutannya dengan menyampaikan harapannya bahwa persahabatan yang salam memberikan manfaat yang telah terbangun antara Jemaat Muslim Ahmadiyah dengan masyarakat suku Maori ini akan tetap berlangsung selamanya.
Diterjemahkan Oleh : Akhmad Riyanto
thareek takbir……. Allahu Akbar