By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
Nasional

Masyarakat perlu menghargai penafsiran Ahmadiyah

Last updated: 29 September 2015 15:11
By Redaksi 399 Views
Share
SHARE

Peneliti Ahmadiyah sekaligus Pimpinan Harian Tribun Jabar, Pitoyo mengatakan perbedaan tafsir sebuah ajaran tidak seharusnya dihadapi aksi kekerasan.

Kamis, 27 November 2014 19:32 WIB
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNBUNJOGJA.COM, YOGYA – Jemaah Ahmadiyah menafsirkan tentang keberadaan nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Penafsiran tersebut bertentangan dengan penafsiran dari kaum Muslim Sibi yang merupakan mayoritas muslim di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan jemaah Ahamadiyah dicap sesat.

Dan hal tersebut dipertegas dengan dikelaurkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang mempertegas hal tersebut.

Peneliti Ahmadiyah yang sekaligus Pimpinan Perusahaan Harian Tribun Jabar, Pitoyo mengatakan perbedaan tafsir terhadap sebuah ajaran tidak sehausnya dihadapi dengan aksi kekerasan. Bahkan Alquraan memberikan keleluasan orang untuk berfikir.

“Perbedaan tafsir hendaknya diselesaikan dalam ranah ilmiah dan kajian, sehingga tidak perlu mempertemukan perbedaan tafsir terebut ke konflik horizontal. Dan sebaiknya pemerintah tidak perlu mencampuri terlalu jauh penafsiran sesorang terhadap keyakinan,” ungkap Pitoyo saat menjadi salah satu pembicara dalam focus group discussion dengan tema “jemaah Ahmadiyah Dalam Perspektif Aqidah, Syariah, dan Kebangsaan”.

Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Kajian Islam Asia Tenggara /Institute Of Southeast Asian Islam (ISAIs) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/11/2014).

Berbicara dalam konteks penelitian, Pitoyo mengatakan bahwa jemaah Ahmadiyah mempercayai bahwa Allah SWT tidak berhenti menurunkan wahyu pada Nabi Muhammad SAW. Dan mereka meyakini bahwa Mirzam Gulam Ahmad adalah salah satu orang yang menerima wahyu setelah masa Nabi Muhammad SAW.

Berdasarkan penafsiran tersebut, maka jemaah Ahmadiyah mempercayai bahwa Mirza Gulam Ahmada adalah perwujudan nabi baru yang menerima wahyu tetapi tidak membawa syariat baru.

“Hal tersebut sama dengan keberadaan Nabi Isa, dimana nabi Isa tidak menerima wahyu yang mengajarkan syariat dalam bentuk kitab suci, tetapi Injil adalah penyempurnaan Taurat,” ungkap Pitoyo.

Ditambahkan Pitoyo, keyakinan jemaah Ahmadiyah yang meyakini bahwa Mirza Gulam Ahmad adalah seorang nabi tak lepas dari perbedaan konstruksi makna wafatnya Isa Almasih dan turunya kembali Isa Almasih dan Imam Mahdi.

Menurutnya, Isa Almasih dan Imam Mahdi telah turun di dunia dalam wujud Mirza Gulam Ahmad. Dan hal tersebut berbeda dengan konstruksi makna dari golongan Suni dan Syiah. Dua golongan tersebut meyakini bahwa Isa belum meninggal dan akan turun di akhir zaman bersama dengan Imam Mahdi.

(tribunjogja.com)

Penulis: mim
Editor: dik
Sumber: Tribun Jogja

You Might Also Like

Lajnah Imaillah Padang Mendukung Program Pemerintah Sosialisasi “Gemar Makan Ikan”

Tanamkan Jiwa Sosial dalam Diri Anak-Anak, Jamaah Ahmadiyah Jakarta Barat Bagi-Bagi Takjil

Ijtima Daerah Jabar Bentuk Lajnah jadi Generasi Shalehah

Putra-Putri Ahmadiyah Yogyakarta Kunjungi Museum Vredeburg

KPU Tasikmalaya Gelar Sosialisasi Pemilu di Masjid Al-Aqsa

TAGGED:ahmadiyahpenafsiran ahmadiyahTribun Jogja
By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article Mengolok-olok agama minoritas
Next Article Agama sebagai permainan politik: meningkatnya intoleransi di Indonesia
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

IntoleransiNasional

PBB Beri Rapor Merah Soal Toleransi di Indonesia

Redaksi 5 Min Read
Bekerjasama dengan PMI, Jamaah Islam Ahmadiyah Cilegon melaksanakan donor darah selama satu minggu
NasionalSosial & Kemanusiaan

Berbagi Kasih Lewat Donor Darah Ala Warga Ahmadiyah Cilegon

Redaksi 1 Min Read
Suasana diskusi Medan Area Study Club (MASC) bertema Pendidikan Pembebasan dan Realitas Pendidikan di Universitas Medan Area (UMA)
Nasional

Peduli Pendidikan, Lajnah Imaillah Medan Ikuti Forum Diskusi MASC

Amatul Khadija 1 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?