Sanggau – Tokoh masyarakat mengapresiasi Mubalgih JAI Entikong atas dibukanya Taman Baca Shaleha.
Setelah berbuka puasa bersama, dimulailah acara peresmian Taman Baca (TBM) Shaleha bertempat di serambi rumah mubaligh muslim Ahmadiyah, Mln. Budirahman. Tepatnya di dusun Sekunyit Rt. 7, desa Semanget, kecamatan Entikong, Rabu 29 Maret setelah Sholat Tarawih berjamaah.
Acara dibuka dengan tilawat Al-Qur’an oleh Mln. Sulthonul Qalam dan dilanjutkan kata pengantar oleh tuan rumah, Mln. Budirahman.
“Kami mengucapkan banyak terimakasih atas kesediaan bapak-bapak telah memenuhi undangan peresmian taman baca Shaleha malam ini”, katanya.
Latar belakang didirikannya taman baca sederhana itu adalah semata-mata sebagai bentuk kepedulian kepada sekitar.
“Berdirinya taman baca ini semata-mata sebagai bentuk kepedulian kepada anak-anak sekitar. Kami
terpanggil untuk mendirikan taman baca ini”, ujarnya.
Pihaknya ingin berbuat hal positif dan bermanfaat bagi masyarakat. Daripada anak-anak generasi sekarang bermain kesana-kemari dan lebih cenderung pada gadget. Sehingga ia terpanggil untuk sediakan taman baca itu.
“Taman Baca ini gratis tidak dipungut biaya. Semata-mata ingin mengabdikan diri”, imbuh Mln. Budi.
Lebih lanjut, diceritakan bahwa berdirinya taman baca tersebut bukan hal baru di lingkungan ia tinggal. Sebab, sebelumnya sudah pernah ada rumah belajar Shaleha oleh Mln. Arif Afandi.
“Taman Baca ini adalah melanjutkan rumah belajar yang pernah dirintis oleh mubaligh sebelumnya, Mln. Arif Afandi”, terangnya.
Mendapatkan Apresiasi dari Tokoh Masyarakat
Pertemuan penuh keakraban yang dihadiri belasan orang itu, hadir juga beberapa tokoh masyarakat setempat, seperti Dolar Simanjuntak selaku sesepuh, dan Simon Petrus sebagai ketua RT 7 dusun Sekunyit, desa Semanget.
Dalam kata sambutannya, Simon Petrus, menyampaikan apresiasinya atas berdirinya taman baca.
“Dibukanya taman baca ini merupakan hal yang positif.
Taman baca ini memang baik bagi kita semua, mengingat anak-anak disini ada yang belum bisa membaca. Dengan adanya taman baca ini diharapkan mereka bisa memanfaatkan dengan baik sehingga bisa membaca. Disini saya lihat banyak buku-buku cerita, keilmuan dan sebagainya. Untuk itu anak-anak umum dapat belajar disini, tidak terbatas hanya untuk anak anak muslim Ahmadiyah saja”, ujarnya.
Ia lantas teringat bahwa dahulu juga pernah ada perpustakaan kecil semacam ini di desa Semanget, tapi lambat laun menghilang.
Lebih lanjut, ketua RT yang dikenal punya keramahan itu akan menyampaikan kepada yang lain bahwa taman baca ini bersifat umum dan tidak bertujuan menyampaikan dakwah suatu keyakinan, atau mengajarkan Ahmadiyah kepada mereka yang datang.
“Kami akan sampaikan kepada masyarakat bahwa disini bukan mengajarkan tentang Ahmadiyah, tapi sifatnya untuk umum, siapa saja dipersilahkan. Sifatnya untuk membantu cerdaskan generasi kita”, tandasnya.
Senada dengan ketua RT 7, sesepuh masyarakat Sekunyit, Dolar Simanjuntak juga menyampaikan apresiasi dan mendukung sepenuhnya berdirinya taman baca itu. Hal itu disampaikan karena menyangkut masa depan anak-anak dikampungnya.
“Terimakasih kami sampaikan kepada pak ustadz Budirahman karena sudah mau peduli dengan masa depan anak-anak di kampung ini”, katanya.
Ia pun menjelaskan bahwa Taman baca itu merupakan satu langkah yang pasti untuk menunjang cita cita dan masa depan anak-anak di lingkungannya.
“Harapan saya selaku orang yang dituakan di kampung ini, keberadaan taman baca ini kedepannya harus lebih baik lagi, tidak mungkin hari ini sama dengan hari besok. Besok harus lebih baik untuk masa depan generasi kita”, imbuhnya.
Dengan penuh antusias, Simanjuntak menceritakan pengalamannya yang juga memberikan dukungan atas program-program positif dan bermanfaat yang digagas ustadz Arif Afandi sebelum ustadz Budirahman.
“Sebelum ini pun pada waktu ustadz Arif Afandi disini, saya mendukung sepenuhnya program-program semacam ini. Saya meyakini bahwa dari hal-hal kecil seperti ini bisa menjadi pengaruh yang besar di masa depan bagi anak-anak di kampung ini”, terangnya.
Seorang kelahiran Medan dengan panggilan ‘tulang’ itu mengajak tuan rumah dan yang hadir untuk menyatukan langkah dan maju kedepan bergandengan tangan bersama demi kemajuan generasi bangsa di lingkungannya.
“Saya yakin pak ustadz Budi bisa diandalkan untuk mengajari anak-anak disini. Sekali lagi saya ucapkan banyak-banyak terima kasih”, tutupnya.
Doa Bersama Peresmian Taman Baca
Mln. Sajid Ahmad Sutikno selaku mubaligh daerah Kalbar 2 yang hadir pada kesempatan itu menyampaikan dalam sambutannya mengharapkan anak-anak di kampung tersebut bisa menjadi generasi yang baik melalui taman baca tersebut.
Ia hadir sekaligus untuk meresmikan Taman Baca Shaleha.
“Taman Baca ini diberi nama Shaleha. Shaleha bermakna baik dan ada unsur perubahan lebih baik dari sebelumnya. Harapan saya kepada anak-anak di kampung ini, dengan keberadaan taman baca ini, bisa menjadi anak-anak yang baik dan saleh, dan mampu memperbaiki dirinya di masa mendatang. Sehingga akan menjadi generasi yang dibanggakan”, terangnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa nama Shaleha juga diambil dari nama anak pertama ustadz Arif Afandi, yang bertujuan untuk mengenang jasa-jasanya bersama keluarga selama 10 tahun berada di Entikong.
Taman baca Shaleha pun akhirnya diresmikan dengan berdoa bersama menurut keyakinan dan agama masing-masing.
Kontributor: Murbayudin Qoyyum, Sultanul Qalam
Editor: Talhah