SERUYAN – Bencana banjir yang melanda Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Tanggul Harapan Desa Pematang Limau, Seruyan Kaliman Tengah menjadi ujian tersendiri bagi warga maupun anggota Ahmadi.
Akses jalan tertutup akibat banjir, tanaman pertanian menjadi gagal panen, dan sulit untuk mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, dan mandi. Sehingga membuat kami benar-benar mengandalkan air hujan.
Namun ke semua itu tidak menghalangi kami untuk saling menguatkan dan sama-sama belajar.
Hal tersebut terbukti tidak hanya antar anggota atau pengurus cabang saja yang saling berbagi dan tolong menolong. Namun juga Pengurus Wilayah Ahmadiyah yang hadir dan saling mengulurkan tangan.
Kami dikunjungi Pengurus Daerah Perempuan Ahmadiyah atau yang biasa disebut Lajnah Imaillah (LI), Amir Daerah dan Mubalig Daerah (Mubda) Kalimantan Tengah (Kalteng) 2 pada Rabu siang (7/10).
Sudah hampir 10 tahun anggota transmigrasi berada di perantauan ini. Dan sudah untuk kesekian kalinya, anggota trans merasakan suka dukanya bertahan hidup di atas genangan air yang merendam rumah-rumah mereka.
Air yang mengepung pemukiman ini bukan hanya berasal dari air hujan. Namun mereka juga diguyur derasnya air bakau yang berwarna coklat nan asam.
Untuk mereka yang rumahnya terendam air, tepatnya air setinggi betis orang dewasa di dalam rumah, mereka mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.
Tahun ini adalah banjir terbesar yang dirasakan. Karena air sudah sampai menutupi setiap jalan jalur wilayah transmigrasi unit 5.
Penyebab banjir itu sendiri ada beberapa faktor. Selain karena faktor alam seperti curah hujan yang tinggi, ada pula dampak dari tanggul unit 6 yang jebol. Sehingga derasnya air yang mengalir pun tak terbendung.
Harapan anggota trans hanya rumah ini saja, kamar mandi yang letaknya terpisah dengan rumah sudah terendam lebih awal, tanaman kami sudah tak bisa diselamatkan. Tak punya air bersih, hanya air hujan yang bisa kami andalkan, namun jika hujan tiba apa daya rumah ini, kondisi yang amat membingungkan.
Tak ada satu cobaan yang datang serta merta hanya memberikan kemudhorotan saja, dibalik semua ini banyak hikmah yang dapat semua petik.
Walaupun kondisi serba keterbatasan, semangat para anggota untuk senantiasa berkumpul di majelis ilmu tak bisa dikalahkan, semangat anggota yang selalu ingin berkumpul menjalin silaturahim tak mudah di cegah, dan pengorbanan kami untuk kemajuan jemaat ini tetap berjalan seperti biasanya walau banyaknya kesulitan yang mereka dapatkan begitu besar.
Mubalig Seruyan menuturkan bahwa dengan turut hadir untuk saling ikut merasakan kepedihan, akan menjadikan anggota lebih kuat karena merasa ada teman.
“Kita coba untuk hadir, menginap dan merasakan apa yang mereka rasakan sehingga mereka merasa ada teman dalam kepedihan,” ucap Maulana Agung Rachmatullah, Mubalig Seruyan.
Kontributor: Nisa Nurfitriani
Editor: Hajar Ummu Fatikh