Kebayoran, (3/12/19). Untuk keempat kalinya mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkunjung ke masjid Ahmadiyah Kebayoran untuk bersilaturahim dan berdialog tentang ajaran Ahmadiyah.
Berhubung lantai bawah masjid sedang direnovasi maka para tamu Imam Mahdi ini ditempatkan di ruang shalat kaum Bapak. Para tamu diterima oleh pengurus masjid dan para panitia dengan penuh kehangatan dan rasa persaudaraan.
Kali ini peserta yang datang adalah mahasiswa Fakultas Sastra jurusan Sastra Inggris semester satu sejumlah 36 orang.
Ada yang berbeda dengan format silaturahim kali ini, dimana jalannya acara lebih banyak ditangani dan dipandu oleh panitia Amsa dan Amsaw, seperti MC, moderator diskusi, pemandu kuisioner, fotografer, operator komputer dan penerima tamu, sedangkan “panitia senior” lebih banyak membantu di belakang layar.
Tepat pukul 09.10 wib acara dibuka oleh MC, Sdr. Fazal, pengisian kuisioner online (pre-test) oleh para peserta dipandu oleh Sdri. Ruth. Ada 10 pertanyaan, sejauh mana mereka mengenal Ahmadiyah sebelum acara diskusi. Terpantau sebanyak 35 responden yang mengirimkan jawaban. Selanjutnya dilantunkan ayat suci Al Qur’an oleh Bapak Burhanudin dan sambutan tuan rumah disampaikan oleh Sdr. Safari Abdus Salam selaku ketua Amsa DKI.
Masuk ke acara inti yaitu diskusi interaktif dengan moderator sdr. Nabil Ali didampingi oleh tiga narasumber Mubalighin DKI, yaitu Mln. Rahmat Aziz (Aqidah Ahmadiyah), Mln Syihab Ahmad (Kiprah Ahmadiyah di kancah Internasional dan di Indonesia), dan Mln. Muhammad Ali (Sejarah Singkat Berdirinya Ahmadiyah).
Diawali dengan penayangan video tentang kiprah/peran Ahmadiyah di kancah Internasional dan kontribusinya di Indonesia sejak tahun 1925. Sesi pertama Mln Rahmat Aziz menjelaskan tentang Aqidah Ahmadiyah. Para peserta terlihat semakin serius menyimak paparan tersebut. Tapi sebelum acara dilanjutkan dan untuk mencairkan suasana panitia mengajak para peserta untuk coffee break, minum kopi bareng dulu baru kita diskusi, begitu kira-kira maksudnya.
Di sela-sela coffee break beberapa peserta ada yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan ringan mengenai Ahmadiyah. Tentu saja dengan senang hati dijawab oleh para panitia.
Acara selanjutnya adalah pemaparan materi dari Mln. Syihab Ahmad dan Mln. Muhammad Ali. Selesai pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif. Seperti biasa sesi ini adalah yg paling seru dan menarik karena pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan cukup berani dan antusias.
Di sini terlihat “kekepoan” mereka tentang ajaran Ahmadiyah cukup tinggi. Diantara pertanyaan mereka adalah, Apa mazhab yang dianut Ahmadiyah, apa dasar berdirinya Ahmadiyah, mengapa bisa timbul stigma tentang Ahmadiyah di masyarakat, apakah benar Ahmadiyah menganggap ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw?
Suasana semakin seru dan mulai membuka wawasan mereka setelah dijawab oleh para narasumber. Pertanyaan lainnya adalah : Apakah Imam zaman menurut Ahmadiyah sudah datang ? Apakah gelar Imam Mahdi bisa diberikan kepada penerusnya apabila beliau wafat, bagaimana cara Nabi Isa bangkit menurut Ahmadiyah, apa bukti Imam Mahdi dan Nabi Isa sudah datang, mereka ada dimana ? Mengapa Ahmadiyah dan LDII membuat masjid sendiri ?
Suasana semakin seru karena semua pertanyaan dapat dijawab oleh para narasumber berdasarkan dalil-dalil Al Qur’an, Hadits dan Sunnah. Sayang acara dibatasi oleh waktu, hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 12 siang, acara harus diakhiri karena sudah waktunya ishoma.
Sebelum acara ditutup dengan do’a oleh Mln. Muhammad Nurdin, perwakilan mahasiswa bernama M. Fahrul menyampaikan kesan dan pesannya, “Acaranya sangat menarik, di luar ekspektasi, saya kira seperti kuliah biasa saja. Sering-seringlah diadakan acara seperti ini karena banyak mahasiswa dan masyarakat yang mindsetnya masih tertutup dan acara ini menambah wawasan juga”. Kemudian ia didaulat untuk menerima secara simbolis suvenir dari Amirda DKI Bapak Ir. Kandali Ahmad Lubis berupa dua buah buku : Apakah Ahmadiyah Itu dan Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian.
Sesi foto bersama, pembagian suvenir kepada seluruh peserta, shalat dhuhur dan makan siang bersama menjadi penutup rangkaian acara silaturahim hari ini. Sambil menyantap hidangan makan siang, panitia ngobrol santai dengan beberapa mahasiswa, apa kesan dan pesan mereka terhadap acara ini. Pada umumnya mereka mempunyai kesan acara ini sangat menarik dan bagus, sebelumnya mereka percaya bahwa ajaran Ahmadiyah itu sesat, ternyata normal, masalah perbedaan tentang Kekhalifahan itu wajar, senang bisa berdiskusi karena ternyata orang Ahmadiyah itu terbuka dan menjawab semua pertanyaan dengan tenang, semakin menantang untuk mempelajari lebih dalam tentang Ahmadiyah.
Adapun pesan mereka bagi masyarakat non Ahmadiyah untuk selalu bertabayyun kepada sumbernya (Ahmadiyah) jangan terlalu fanatik terhadap apa yang diketahui, sedangkan untuk Ahmadiyah supaya jangan takut untuk terbuka dan sering diadakan dialog dengan masyarakat terutama anak-anak milenial karena mereka lebih terbuka, semoga Jamaah Ahmadiyah bertambah maju dan semakin banyak yang bergabung.
Sebelum pulang para peserta juga mengisi kuisioner online (post test) dengan pertanyaan yang sama seperti pre test. Jawaban mereka sudah berubah hampir 100% benar. Terbukti bahwa dialog interaktif tersebut dapat merubah paradigma masyarakat, khususnya pengetahuan mereka tentang ajaran Ahmadiyah.
Reportase : Erni Raheela.
Kontributor : Erni, Zizi, Salmana.