Lajnah Imaillah Kebayoran yang diwakili oleh Ibu Jihan Syaffina, Ibu Erni dan Ibu Ira Rahayu berkesempatan menghadiri acara “Dialogue Coffee with Ozlem Cekic”, Rabu (16/10), di Setiabudi 2 Building, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Denmark di Indonesia itu menghadirkan narasumber utama, Mrs. Ozlem Cekic.
Terlahir di Turki dari keturunan Kurdi, Mrs. Ozlem adalah salah satu wanita imigran muslim pertama yang terpilih menjadi anggota Parlemen Denmark periode 2007 – 2015 dan di Denmark sendiri beliau mempunyai hubungan yang erat dengan Jemaat Ahmadiyah.
Pada kesempatan berbincang dengannya, Mrs. Ozlem menyampaikan bahwa saat akan pergi kemanapun selalu diberi pesan agar ingat Ahmadiyah. Tak heran jika beliau sangat gembira ketika bertemu dengan LI Kebayoran.
Pada acara dialog yang berlangsung secara santai ini, Mrs. Ozlem berbagi cerita kepada hadirin tentang bagaimana cara ia menghadapi orang-orang yang mengirimkan ujaran kebencian dan ancaman-ancaman kepadanya. Mengingat hal ini sudah dirasakan sejak kecil sampai dewasa dan sekarang juga dirasakan oleh anak-anaknya.
Saat terpilih menjadi anggota parlemen, emailnya dibanjiri kiriman ujaran kebencian. Awalnya Mrs. Ozlem menyikapinya dengan mengabaikan dan menghapus pesan-pesan tersebut. Namun ternyata hal itu tidak menyelesaikan masalah, karena pesan ujaran kebencian terus datang. Akhirnya beliau mengambil keputusan untuk menemui orang-orang yang membencinya, baik dari agama Nasrani, Yahudi bahkan sesama Islam. Mengajak berdialog, bertukar pikiran sambil menikmati minum kopi. Dari sinilah muncul istilah “Dialogue Coffee”.
Rupanya jalan dialog ini sangat efektif untuk meredakan ujaran kebencian yang ditujukan kepadanya. Disaat berdialog Mrs. Ozlem seringkali menyelipkan humor yang efektif mencairkan suasana yg tegang dan menjadikan suasana lebih akrab. Walaupun tidak dapat sepenuhnya mengubah opini orang, namun si pembenci bisa mendapatkan informasi yang lebih jelas langsung dari sumbernya.
Setelah sesi tanya jawab, pada akhir acara Mrs. Ozlem mengajak hadirin sebagai warga negara Indonesia agar mengedepankan dialog dengan pihak yang tidak sependapat, yang dianggap minoritas. Alih-alih menyudutkan dan membenci, sebaliknya harus memposisikan diri bagaimana jika saya jadi pihak yang dibenci. Setiap orang harus bekerja sama menghapuskan kebencian, menciptakan perubahan.
Perubahan membutuhkan waktu yang lama dan usaha yang berkesinambungan, serta menjadi tanggung jawab semua pihak.
Kontributor : Ny. Ira Rahayu dan Ny. Jihan Syaffina