Sabtu (06/04), telah berlangsung acara diskusi lintas iman yang bertajuk ‘Mengembangkan Cinta Kasih, Merawat Toleransi’. Acara dilaksanakan di Jamie’s Cafe, Medan.
Tepat pukul 19.00 acara yang dimoderatori oleh Ibu Mina Wonge, Psi, CHt ini dibuka oleh beliau. Para tamu dari berbagai komunitas penggerak perdamaia serta toleransi telah memenuhi ruangan Cafe dan memesan hidangan yang tertulis di daftar menu termasuk 15 orang perwakilan dari MKAI dan LI Medan.
Diskusi lintas iman kali ini diselenggarakan oleh BDP Teamwork, yang merupakan team kreatif dari Bhante Dhirapunno. Kali ini diskusi mengundang empat pembicara, yakni Mln. Muhammad Idris (JAI), Pastor Emanuel Sonny Wibisono (Katolik), Pdt. Hotdinal Sitanggang (STT Abdi Sabda), dan Bhante Dhirapunno. Masing-masing pembicara mempresentasikan pandangannya tentang bagaimana merawat toleransi antar umat beragama.
Sebagai pembicara pertama, Mln. Idris menekankan kepada para pemeluk agama dan keyakinan yang berbeda untuk kembali kepada ajaran universal dari agama-agama samawi yakni cinta kasih. Toleransi hendaklah dijiwai oleh cinta kasih sehingga dalam tataran praksisnya toleransi bisa menjadi akseptansi dalam menyikapi perbedaan. Pastor Emanuel memaparkan bahwa tindakan intoleransi dan radikal yang dilakukan oleh seseorang ada faktor genetika yang mendasarinya, ini berdasarkan penelitian para ahli psikologi. Oleh karena itu kembangkan cinta kasih untuk bisa bertoleransi, demikian ungkap Pastor yang baru kembali dari Italia ini.
Pdt. Hotdinal justru melihat banyak sekali praktek-praktek dari orang yang mengaku beragama namun tidak sesuai dengan ajaran agama yang mengajarkan kebajikan dan cinta kasih. Untuk itu diperlukan kesesuaian antara apa yang diucapkan dengan amalannya, demikian seharusnya orang yang beragama itu. Bhante Dhirapunno menyampaikan bahwa cinta kasih adalah modal utama untuk hidup dengan penuh kedamaian dalam harmoni. Beliau mengajak para hadirin untuk mengikuti jalan yang penuh cinta kasih dan bukanlah mengikuti kebencian dan permusuhan.
Sesi pertanyaan dimeriahkan dengan banyaknya pertanyaan dari para hadirin yang membuat diskusi semakin hangat. Sdr. Gunawan dan Sdr. Muslihuddin mewakili Pemuda Ahmadiyah juga menyampaikan statement serta pertanyaan kepada para pembicara yang menyoroti masalah bagaimana merespon ujaran kebencian di medsos serta bagaimana umat bergama dapat saling bertoleransi secara nyata. Acara ditutup tepat pukul 22.00 dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan silaturahmi.
Kontributor : Agung Nugroho