Salah seorang mahasiswa S3 yang juga dosen STT Bandung mengatakan baru kali ini dirinya mendengar teks-teks Injil ditafsirkan oleh Ahmadiyah dalam perspektif yang berbeda.
BANDUNG – Diskusi mengenai Ahmadiyah kembali digelar. Teranyar, Mahasiswa S2 dan S3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran mengundang sejumlah, mubaligh wilayah, mubaligh lokal, Amir Wilayah Jabar, serta sejumlah Jamaah Ahmadiyah Bandung hadir dalam diskusi yang dilaksanakan ke empat kalinya teresebut, Kamis (29/09).
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/bandung/feed/” number=”3″]
Ahmad Mubarik yang bertindak sebagai narasumber menyambapaikan materi mengenai profil Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as, kiprah, serta dakwahnya.
Kemudian, materi masuk pada perbedaan tafsir pemyaliban Yesus berdasarkan paham Yahudi, Kristen, dan Muslim pada umumnya dan juga perspektif dari Ahmadiyah.
Dijelaskan oleh Ahmad Mubarik, Ahmadiyah meyakini bahwa Yesus disalib tetapi tidak wafat melainkan selamat dan terus melanjutkan misi mencari domba-domba yang hilang ke timur, sampai wafat di Kashmir di usia 120 tahun.
Diskusi diawali Pertanyaan dr Dr. Anto yang merupakan dosen Unpad tentang kisah Yesus yg sangat minim dalam Injil. Ia sependapat bahwa Yesus tidak Naik dan hidup di langit melainkan wafat di Kashmir berdasarkan referensi yang ia baca. Semaikn berjalan interaktif. Salah seorang mahasiswa S3 yang juga dosen STT Bandung mengatakan baru kali ini dirinya mendengar teks-teks Injil ditafsirkan oleh Ahmadiyah dalam perspektif yang berbeda.
Hadirin yang lain juga memberi komentar dan Pertanyaan seputar teks dan konteks kitab suci, soal Tadzkirah, perbedaan Ahmadiyah Qadian dan Lahore, silsilah Mirza Ghulam Ahmad sebagai keturunan Hazrat Fatimah, argumentasi dan keyakinan, serta kondisi umat Islam terkini. Penjelasan-penjelasan juga ditambah kan oleh Mln. Hafiz Danang, Mln. Aziz, Dr. Munawar (dosen ITB) yang juga ikut dalam diskusi tersebut.
Kontributor : Abdul Mujieb
Editor : Talhah Lukman Ahmad