Tangerang, Warta Ahmadiyah- Jemaat Muslim Ahmadiyah Indonesia kembali menorehkan prestasi sebagai pendonor kornea terbanyak di Indonesia.
Pengakuan ini diberikan langsung oleh Bank Mata Indonesia dalam acara Ijtima Ansharullah Indonesia 2025.
Di mana Ahmadiyah juga pernah meraih Rekor MURI pada tahun 2017 atas kontribusi kemanusiaannya di bidang donasi kornea.
Baca juga: Pemuda Ahmadiyah Gelar Khuddam Bergerak, Peringati Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan
Ketua Bank Mata Indonesia, Prof. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah donor kornea di Indonesia dalam dua dekade terakhir tidak bisa dilepaskan dari dukungan komunitas Ahmadiyah.
“Donor lokal sebagian besar berasal dari komunitas Ahmadiyah, terutama dari daerah seperti Kuningan, Tasikmalaya, dan Tangerang,” ungkapnya.
Prof. Tjahjono menambahkan, program donor kornea yang dikelola Komunitas Donor Mata Indonesia (KDMI) kini telah mandiri dengan 30 tenaga eksisi bersertifikat.
Baca juga: Tarbiyat Gabungan Anggota Jemaat Ahmadiyah Kelompok Sibo Sambas, Semangat Sambut Tasyaku
“Ahmadiyah punya sistem yang tertib dan terstruktur. Itu membuat pelaksanaan donor berjalan lancar,” katanya, Minggu 2 Novemer 2025.
Selain MURI, komunitas donor mata Ahmadiyah juga mendapat apresiasi Ikon Prestasi Pancasila dari BPIP. Prof. Tjahjono menilai kontribusi ini sebagai bentuk nyata nilai kemanusiaan lintas agama.
Prof. Tjahjono Ia menjelaskan, sejak berdirinya Komite Donor Mata Indonesia (KDMI) pada 2008, jumlah kornea donor lokal meningkat signifikan.
Dalam paparannya, sebelum 2016, KDMI hanya menerima sekitar 20 sampai 30 kornea per tahun.
Baca juga: Jemaat Ahmadiyah Samarang Garut Berpartisipasi dalam Donor Darah, Camat Beri Apresiasi
Namun pada 2025 jumlahnya sudah mencapai lebih dari 1.276 donor, dengan puncak tertinggi sebanyak 250 kornea yang didonorkan pada tahun 2021.
Peningkatan ini, menunjukkan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan pentingnya donasi kornea sebagai bentuk amal kemanusiaan.
“Kebutaan bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial. Karena ketika satu orang buta, setidaknya dua anggota keluarga menjadi kurang produktif karena harus merawatnya,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa praktik donor kornea modern kini dilakukan dengan sangat menghormati martabat pendonor.
“Sekarang hanya korneanya yang diambil, bukan bola matanya seperti dulu, sehingga wajah jenazah tetap terjaga,” ujarnya. *
Kontributor: Shahnaz Sabahunnur Kautsar
Editor: Talhah Lukman A