Yogyakarta- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi tuan rumah peluncuran buku Agama Faktual: Pertarungan Wacana dan Dinamika Sosiologis Jemaat Ahmadiyah di Indonesia pada Kamis 27 Februari 2025.
Acara yang berlangsung di Ruang Teater, Gedung Kuliah Terpadu UIN Sunan Kalijaga ini dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai kalangan, termasuk anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), civitas akademika, serta masyarakat umum. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati satu abad keberadaan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia.
Sebagai penulis buku, Dr. Mochamad Sodik, M.Si., menjelaskan bahwa karya ini merupakan hasil penelitian disertasi S3 yang beliau mulai di Manislor. Dalam perjalanannya, beliau melakukan kajian lapangan dengan mengunjungi berbagai cabang JAI, termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB), Parung, serta Frankfurt, Jerman, guna memperoleh pemahaman komprehensif mengenai komunitas Ahmadiyah.
Dirinya menekankan bahwa buku ini bertujuan untuk memberikan perspektif yang lebih objektif mengenai Jemaat Ahmadiyah dan mendorong penerimaan mereka dalam masyarakat yang lebih luas. Selain itu, beliau menyoroti pentingnya pendidikan bagi generasi muda, termasuk bagi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), agar mampu menghasilkan fatwa yang lebih adil dan berimbang.
Drs. Mahmud Mubarik, MM., selaku pengurus besar JAI, memberikan tinjauan teologis terhadap isi buku. Beliau menjelaskan keyakinan dalam Ahmadiyah mengenai keberadaan dua Al-Masih, yakni Nabi Isa dan Mirza Ghulam Ahmad, yang disebut sebagai Al-Masih kedua berdasarkan interpretasi terhadap hadis Rasulullah SAW.
Selain aspek teologis, ia juga menegaskan bahwa JAI memiliki legitimasi hukum yang kuat, dengan status badan hukum yang diperoleh sejak 1953 dan pembaruannya oleh Ditjen AHU pada 2020.
Sebagai penutup, ia memberikan kritik konstruktif terhadap isi buku serta menawarkan klarifikasi lebih lanjut terkait ajaran dan pandangan Jemaat Ahmadiyah agar dapat lebih dipahami oleh khalayak luas.
Dari perspektif sosiologi, Abd. Aziz Faiz, M.Hum., dosen UIN Sunan Kalijaga, membahas fenomena marginalisasi yang dialami Jemaat Ahmadiyah di Indonesia. Menurutnya, persekusi terhadap JAI tidak lepas dari konsep imagined marginalization, yaitu konstruksi sosial di mana kelompok mayoritas merasa terancam akan kehilangan hak istimewa (privilege) mereka di masa mendatang. Ia menegaskan bahwa intoleransi terhadap Ahmadiyah bukan hanya persoalan agama, tetapi juga dapat berkaitan erat dengan aspek identitas dan kelas sosial.
Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta bernama Syifa mempertanyakan objektivitas buku ini dan mengajukan pertanyaan “apakah karya tersebut sekadar alat legitimasi tanpa merujuk pada sumber yang objektif?”. Menanggapi hal tersebut, Dr. Sodik menegaskan bahwa buku ini disusun berdasarkan kajian empiris dan berlandaskan prinsip kemanusiaan.
Sementara itu, Rizal, peserta lainnya, bertanya mengenai kesabaran Jemaat Ahmadiyah dalam menghadapi fatwa MUI yang diskriminatif, “apakah hal tersebut merupakan bagian dari nilai-nilai Ahmadiyah atau strategi tertentu?”.
Dr. Sodik menegaskan bahwa kesabaran adalah nilai yang mendasar dalam kehidupan Jemaat Ahmadiyah. Abd. Aziz Faiz menambahkan bahwa kesabaran itu adalah satu-satunya cara bagi JAI untuk bertahan dalam menghadapi tekanan sosial, sementara Drs. Mahmud Mubarik menekankan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh JAI adalah bentuk perjuangan yang beradab (civilized way), dimana JAI selalu mengedepankan jalur hukum untuk mempertahankan hak-haknya.
Peluncuran buku Agama Faktual di UIN Sunan Kalijaga ini menjadi forum intelektual yang memperdalam diskusi mengenai wacana, dinamika sosiologis, dan legalitas Jemaat Ahmadiyah di Indonesia. Diharapkan, buku ini dapat berkontribusi dalam memperluas pemahaman akademis serta membuka ruang dialog yang lebih inklusif terkait pluralisme dan toleransi dalam masyarakat Indonesia. *
Kontributor: Rifqi Arianto Qasid Ahmad