Bogor- Persoalan kebangsaan ikut disinggung dalam Jalsah Salanah Nasional 2023 Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang baru saja selesai digelar.
Jalsah salanah yang digelar JAI selama tiga hari sejak 6-8 Januari 2023 disebut bisa menjadi solusi dalam menghadapi persoalan kebangsaan.
Hal tersebut disamapikan oleh aktivis perempuan yang juga Ketua Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Musdah Mulia.
Ia menilai jalsah salanah yang merupakan pertemuan tahunan anggota Jemaat Ahmadiyah adalah satu upaya bersama yang mengedepankan inklusivitas dan kolaborasi dalam mengatasi masalah kebangsaan.
“Jalsah Salanah Ahmadiyah merangkul semua kelompok, dari semua golongan untuk kita bersama berkolaborasi dengan menghargai satu sama lain,” ungkap Musdah dalam sambutannya di hari terakhri gelaran Jalsah Salanah Nasional 2023, Sabtu 07 Januari 2023.
Ia mengapresiasi kerja keras JAI dan komitmen para pengurus serta anggotanya dalam mengatasi masasalah kebangsaan dengan mengedepankan kesetaraan.
“Ahmadiyah sangat mengedepankan kelompok perempuan. Lajnah Imaillah, mereka subjek dalam semua bidang pembinaan umat dan pembangunan bangsa,” akunya.
Musdah menjelaskan, penting untuk memperhatikan aspek pendidikan dan masalah kebangsaan paling dasar saat ini adalah hilangnya kesadaran anak bangsa akan pentingnya saling merhargai dan menghormati.
“Dimulai dari keluarga kita, mengajarkan anak-anak kita untuk saling menghargai, menghormati, dengan begitu kita dapat mengubah dunia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Musdah menghargai upaya yang dilakukan Ahmadiyah dalam reformasi kebijakan.
Hal tersebut dianggap dapat menjadi satu contoh bagi kelompok maupun organisasi keagamaan lainnya.
Musdah juga mengajak JAI untuk turut serta menyuarakan berbagai ketidakadilan yang dialami, bersama kelompok keagamaan lainnya.
“Jangan pernah diam melihat ketidakadilan, kita mesti ribut jika melihat ketidakadilan, orang lain tidak boleh diperlakukan dengan tidak adil,” tegas Musdah.
Ia juga berharap Ahmadiyah terus melakukan upaya reinterpretasi agama yang mengedepankan nilai substansi keislaman yang menghargai kemanusiaaa, kesetaraan dan keadilan. Ia melihat keterlibatan tafsir keagamaan menjadi penting dalam perjuangan membangun bangsa.
“Saya sangat berharap kerja sama kita semuanya, sehingga semua elemen membangun bangsa yang lebih damai, beradab dan berjaya di masa yang akan datang,” pungkas Musdah.
Kontributor: Amatul Noor
Editor: Talhah Lukman Ahmad