Palopo, (29/2/2020). Ahmadiyah Luwu Raya mengadakan acara bedah buku karya Khalifah Ahmadiyah, Hz. Mirza Masroor Ahmad (aba), berjudul Krisis Dunia Dan Jalan Manuju Perdamaian, dihadiri 24 peserta termasuk di antaranya 12 orang ketua atau perwakilan organisasi kampus.
Narasumber pertama dalam acara bedah buku ini adalah Mln. Basyiruddin Suhartono, Mbsy. Beliau menyampaikan beberapa poin di antaranya : “Dunia sekarang ini seperti satu perkampungan. Dalam kondisi dunia saat ini bila ajaran Islam berupa cinta, kasih, kelembutan, kesantunan, kebersamaan dan persaudaraan tidak ditegakkan maka dunia akan mengalami kehancuran karena akan berperang menggunakan senjata yang sangat mematikan, yakni Nuklir.
Kekuatan Nuklir sekarang berkali lipat dengan kekuatan bom atom yang dijatuhkan di Negara Jepang. Efek bom Atom meninggalkan kengerian dan ketakutan yang amat mendalam bagi orang Jepang walaupun peristiwanya sudah lewat selama 70 tahun lamanya.
Oleh karena itu agar dunia tidak mengalami kehancuran, harus menjadi keinginan kita bersama untuk menjaga dunia tetap baik baik saja, tetap tersusun rapi dan tertata apik. Untuk itu langkah semua pihak harus bisa hidup bersama dengan orang lain yang berbeda.
Setiap pemimpin harus bisa menghargai perasaan setiap orang dalam memilih agama atau keyakinannya. Negara harus membuat undang undang yang menumbuh suburkan suasana semangat kebenaran dan berkeadilan.
Itulah keindahan ajaran ajaran Islam yang Khalifah Ahmadiyah ke-5 selalu perlihatkan kepada masyarakat dan para pemimpin dunia supaya mereka mengetahui bahwa ajaran Islam memiliki konsep untuk menjadikan dunia tetap damai.
Kemudian Mln. Basyiruddin bercerita tentang kesan Pendeta Luther Wanma sebagai Ketua Umum BKAG ( Badan Kerjasama Antar Gereja ) se-Manokwari yang mana setelah menerima dan membaca buku ini, beliau mengatakan “Pak Basyir, saya berkesimpulan yang dapat mendamaikan dunia adalah Ahmadiyah. Dengan adanya Ahmadiyah di Papua saya bisa tidur nyenyak“.
Selanjutnya narasumber kedua adalah Haryono Wardi, S.Pd yang telah menyelesaikan Latihan Kepimpinan ( LK ) tingkat ke-3 yang untuk mencapai syaratnya keilmuan akademiknya tidak boleh menampakkan sesuatu yang meragukan. Beliau dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), menyampaikan perebutan kekuasaan ekonomi politik itu akan melahirkan keguncangan dunia yang bisa merusak, sehingga yang saya lihat kehadiran buku ini mencoba untuk mengingatkan kita, bukan hanya kita yang ada di Indonesia tapi mengingatkan seluruh negara untuk hidup berdamai. Alasannya? karena pidato-pidato, surat-surat Khalifah Ahmadiyah yang bersifat mengajak perdamaian telah dikirimkan kepada pemimpin pemimpin dunia. Artinya apa, kita bersyukur atas kehadiran buku ini, karena memberikan sumbangan positif untuk membangun tentang perdamaian dunia.
Lebih jauh Haryono mengutarakan jika pemimpin sebuah negara, daerah atau tempat adalah pemimpin yang amanah, jujur dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa maka kesejahteraan untuk masyarakat sudah menjadi kepastian karena pemimpin itu harus menciptakan keadilan sosial bukan keadilan individu.
Kemudian dalam acara itu Ketua FKUB Kota Palopo Prof. Said Mahmud yang pernah menjabat sebagai Rektor IAIN Palopo memberikan sambutan secara tertulis dalam acara dialog bedah buku krisis dunia dan menuju jalan perdamain karena masih dalam perjalanan tugas ke kabupaten Gowa.
Dalam sambutannya Prof. Said Mahmud menulis, “Persatuan adalah kekuatan, sedang kekuatan menjamin kesuksesan. Oleh karenanya agar sukses dalam mengkhidmati agama, maka harus menegakkan persatuan, kebersamaan dan jiwa kekeluargan dengan semangat keislaman.
Bila masih saja tega meninggalkan sesama aktifis pejuang Islam (termasuk Ahmadiyah), terlalu mengedepankan ego sentral yang penuh sikap fanatisme arogansi sektarian maka akibatnya, semangat kebersamaan menjadi rapuh dan semu serta tidak dapat diperhitungkan oleh pihak lawan Islam”.
Lebih lanjut beliau berpesan “Kini saatnya untuk sama-sama bangkit menggalang kesatuan dan semangat persatuan Islam. Mari kita tampilkan irama perjuangan Islam yang penuh dengan semangat serba mendukung dalam pengertian merangkul semua komponen perjuangan agar ikut serta berkontribusi dalam perwujudan bukti keunggulan Islam yang ajarannya focus pada Ketuhanan dan kemanusian”.
Bedah buku berjalan lancar dan sukses. Semoga berkelanjutan dengan kegiatan lainnya.