“Kini, Islam sedang cabik-cabik oleh orang-orang yang menyebarkan teror. Islam tidak mengajarkan membunuh orang yang tidak bersalah,” kata Masarrat Ahmad Mundasgar, presiden Jamaah Muslim Ahmadiyah. “Kami berharap dengan dialog akan membantu membuka pikiran orang.”
MUMBAI – Sebuah komunitas kecil di kota ini mempelopori kampanye besar-besaran untuk menyebarkan arti dan ajaran Islam sebenarnya. Jemaat Muslim Ahmadiyah, sebuah sekte Islam Sunni, merasa bahwa Islam banyak disalahpahami dengan dilatari oleh serangan-serangan teror di seluruh dunia.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/maret-2017/feed/” number=”3″]
Mereka sekarang berusaha menjangkau para pemangku kebijakan, pelajar serta kaum profesional dengan satu pesan: kita berada di ambang Perang Dunia III dan kita harus mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya. Dalam beberapa bulan terakhir, para anggota Jemaat ini telah bertemu dengan para profesor dari Indian Institute of Technology, para mahasiswa dari Universitas Mumbai, para dokter dan profesional lainnya di dalam dan sekitar Mumbai Central, kota di mana masjid Ahmadiyah berada.
Syed Abdul Hadi Kashif, muballigh yang bertugas di Mumbai dan Goa, mengatakan, “Ada begitu banyak serangan teror di seluruh dunia dan nama Islam selalu menjadi fokus utama. Kami tidak nyaman dengan ini. Islam tidak mengajarkannya.” Mr Kashif mengatakan ajaran Islam yang sebenarnya tidak diketahui oleh orang-orang. “Kami percaya beberapa bentuk ketidakadilan adalah akar penyebab serangan-serangan ini. Ketidakadilan di semua tingkatan harus dihentikan.”
Jemaat Ahmadiyah adalah sebuah komunitas dengan anggota sekitar 20 Juta orang yang tersebar di 209 negara, termasuk lebih dari 1 Juta orang anggotanya berada di India. Di Maharashtra, ada lebih dari 5.000 anggota Ahmadiyah dan lebih dari 1.000 orang anggotanya berada di Mumbai.
Nabi Muhammad saw telah menubuatkan bahwa Almasih akan muncul untuk menghidupkan Islam kembali. Sementara kelompok Islam lainnya masih menunggu Sang Almasih tersebut, Jemaat Ahmadiyah meyakini bahwa sosok tersebut telah datang pada tahun 1889 dalam wujud Hazrat Mirza Ghulam Ahmad di Qadian, Punjab. Khalifah yang menjabat saat ini, Mirza Masroor Ahmad, yang berada di London dan memimpin para anggota Jemaat Ahmadiyah, adalah penerus Ahmad yang kelima.
“Kini, Islam sedang cabik-cabik oleh orang-orang yang menyebarkan teror. Islam tidak mengajarkan membunuh orang yang tidak bersalah,” kata Masarrat Ahmad Mundasgar, presiden Jamaah Muslim Ahmadiyah. “Kami berharap dengan dialog akan membantu membuka pikiran orang.”
‘Tanda-tanda Perang Dunia III’
Jemaat Ahmadiyah mengadakan simposium perdamaian (Peace Symposium) pada 11 Februari, di mana pembicara dari berbagai komunitas akan berbicara tentang perlunya perdamaian dunia. C.G. Suhail, seorang relawan Ahmadiyah mengatakan, “Kami menyaksikan peristiwa serupa saat akan terjadi Perang Dunia II. Liga Bangsa-Bangsa saat itu tak berdaya. Sekarang, PBB sedang digunakan oleh negara-negara besar untuk keuntungan mereka sendiri.” Beliau menjelaskan bahwa dengan India, China dan Pakistan kini saling menyombongkan tenaga nuklir mereka, maka efek dari perang suatu saat nanti akan sangat menghancurkan.
Jemaat Ahmadiyah dalam diskusi yang mereka lakukan berfokus pada menjauhkan diri dari ketidakadilan, menyebarkan ajaran Islam yang benar, menyebarkan pesan perdamaian dan harmoni, dan menghormati semua agama.
“Kami berusaha menjangkau para cendekia, kaum terpelajar; misi ini bertujuan untuk memunculkan efek yang berlipat ganda” kata Zahid Ur Rahman, seorang relawan lainnya.
Sumber: The Hindu
Alih Bahasa: Mary Eunice
Editor: Irfan S. Ardiatama